TABANAN | patrolipost.com – Delegasi World Water Forum (WWF) ke-10 dijadwalkan akan melaksanakan kunjungan ke situs warisan budaya dunia UNESCO Subak Jatiluwih Tabanan.
Area persawahan ini, terletak di kaki Gunung Batukaru, adalah contoh unik dari sistem irigasi subak yang berakar pada filosofi Tri Hita Karana, menciptakan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan.
Subak Jatiluwih tidak hanya menjadi simbol kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya air tapi juga merupakan destinasi wisata yang menawarkan jalur trekking dan hiking bagi para pengunjung.
UNESCO menetapkan area ini sebagai warisan budaya dunia pada tahun 2012, dan kunjungan dari tokoh dunia seperti Barack Obama, menegaskan pentingnya Subak Jatiluwih dalam kebudayaan global.
Manager DTW Jatiluwih, I Ketut Purna mengatakan, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Bali telah melakukan berbagai langkah perbaikan infrastruktur transportasi dan merapikan alam sekitar desa Wisata Jatiluwih.
“Kesiapan desa dalam menerima kunjungan penting ini, menekankan kesiapan keamanan dengan kerja sama erat bersama pihak kepolisian,” kata I Ketut Purna, Senin, 1 April 2024.
Kunjungan delegasi World Water Forum ke Subak Jatiluwih diharapkan tidak hanya meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan air yang berkelanjutan tapi juga menginspirasi komitmen global terhadap pelestarian sistem irigasi tradisional dan warisan budaya.
“Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, memberikan dorongan ekonomi lokal, dan memperkuat pemahaman global tentang pentingnya pelestarian sistem subak dan warisan budaya Bali,” imbuhnya.
Acara WWF ke-10 di Bali, pada 18-25 Mei 2024 yang akan dihadiri oleh utusan dari 250 negara, menjadi kesempatan emas untuk mempromosikan kearifan lokal dan keindahan alam Bali, sekaligus menegaskan peran Indonesia dalam diplomasi air global.
Indonesia, khususnya Desa Wisata Jatiluwih, menunjukkan komitmen kuat dalam diplomasi air, mengangkat semangat perdamaian dan kolaborasi dalam penyelesaian masalah air.
“Kami mengundang dunia untuk menjadi saksi dari keindahan dan kearifan lokal Jatiluwih, diharapkan kegiatan ini akan membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat dan meningkatkan kesadaran global akan pentingnya pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan,” kata Purna. (pp03)