Demo di Surabaya Berakhir Ricuh! Lima Mahasiswa Diamankan Aparat, Lainnya Luka-luka

demo 5aaxxxxxxxxxxx
Ribuan mahasiswa melakukan aksi demo di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Timur, Jalan Indrapura Surabaya, berakhir ricuh, Senin (17/2). (ist)

SURABAYA | patrolipost.com – Seruan Aksi Indonesia Gelap yang digelar oleh ribuan mahasiswa di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Timur, Jalan Indrapura Nomor 1, Surabaya, Senin (17/2) berakhir ricuh.

Kericuhan mulai terjadi setelah kurang lebih satu jam massa aksi berorasi, Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur, Muhammad Musyafak Rouf, tidak kunjung menemuinya. Massa kemudian membakar ban dan banner-banner.

Asap hitam pekat membimbing tinggi di sekitar aksi. Aparat kepolisian lantas berupaya untuk memadamkan kobaran api dengan APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Cekcok antara aparat kepolisian dan mahasiswa pun tak terhindarkan.

Kericuhan kembali terjadi setelah Ketua DPRD Jatim Turun dari mobil komando dan tidak menuruti permintaan massa aksi untuk membacakan tuntutan kepada pemerintah pusat di hadapan mereka.

“Saya tidak punya nomor Mbak Puan, saya tidak punya nomor Pak Prabowo. Jadi dengan mohon maaf, saya tidak bisa (menelfon),” ucap Musyafak saat menemui massa aksi di atas mobil komando.

Sementara massa aksi semakin kompak dan tidak bergeming. Mereka bahkan mencoba menjebol kawat berduri dan mendekati gedung Indrapura. Adu mulut dan adu sikut tidak terbantahkan.

Untuk meredam kerusuhan dan membubarkan massa, aparat kepolisian menembakkan meriam air atau water cannon. Beberapa mahasiswa juga diamankan oleh aparat dibawa ke dalam gedung DPRD Jatim.

“Kami melihat sendiri bahwasannya lima orang, teman kami dibawa sama anggota ke dalam. Kami meminta dikeluarkan teman kami, tetapi mereka bilang tidak akan dikeluarkan,” tutur perwakilan mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya, Wendy Septian.

Lima mahasiswa yang diamankan aparat kepolisian, lanjut Wendy, yakni tiga mahasiswa berasal dari Universitas Negeri Surabaya, satu mahasiswa dari Universitas Airlangga, dan satu mahasiswa dari UIN Sunan Ampel Surabaya.

Wendy juga menuturkan dari kericuhan tersebut, tidak sedikit massa aksi yang mengalami luka-luka karena terkena kawat berduri. Seperti di tangan, lutut, hingga pakaian yang robek.

“Saya gak tau, kita minta tolong teman kita dikembalikan tetapi mereka (pihak polisi) hanya diam. Kami bertahan dan masih menunggu (teman kami dikembalikan),” tandas Wendy. (305/jpc)

Pos terkait