Depresi karena Putus Cinta, Mahasiswi Unika St Paulus Ruteng Akhiri Hidup di Kamar Kos

mahasiswi ntt
Ilustrasi depresi berujung bunuh diri. (ist)

RUTENG | patrolipost.com – Seorang Mahasiswi Universitas Katolik St Paulus, Ruteng ditemukan tewas bunuh diri di kos tempat tinggalnya. Mahasiswi berinisial LJ yang merupakan Mahasiswi Semester 7 PGSD tersebut mengakhiri hidupnya lantaran depresi karena putus cinta.

Peristiwa naas tersebut baru terungkap pada Selasa (19/11/2024) siang. Berawal dari bau busuk berasal dari kamar korban yang beralamat di RT 019, RW 05, Kelurahan Tenda, Kecamatan Langke Rembong itu.

Bacaan Lainnya

Menurut beberapa saksi, terungkapnya kasus bunuh diri tersebut setelah tetangga kos LJ merasa cemas karena korban selama beberapa hari tidak keluar kamar.

Salah satu rekan LJ, Estiana Suryani menuturkan, kamar kos korban tertutup sejak 4 hari lalu. Esti pun sungkan untuk menanyakan keberadaan LJ. Pada Selasa (19/11/2024) Esti mencium bau busuk dari kamar korban saat hendak berangkat kuliah.

“Begitu mencium aroma busuk itu saya pun segera memanggil rekan-rekan untuk mendekati kamar korban,” tutur Esti.

Esti bersama beberapa rekannya mendekati kamar kos korban dan memanggil namanya. Namun karena tidak ada jawaban, Esti pun memberanikan diri mengintip lewat jendela kamar korban. Korban terlihat mengakhiri hidupnya dengan menggantung dirinya pada seutas tali.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Manggarai Iptu Robbyanli Dewa Putra STrK via Whatsapp menjelaskan kepada patrolipost.com, Selasa (19/11/2024) bahwa korban mengalami depresi karena putus cinta dan berakhir dengan keputusannya untuk bunuh diri.

“Baik Bang, terimakasih atas informasinya, tadi siang anggota saya dari Unit Ident dan Unit Pidum sudah turun ke lokasi dan telah dilakukan olah TKP. Setelah didalami dan dilakukan penyelidikan lebih lanjut diketahui motif korban bunuh diri sesuai dengan wasiat atau pesan yang ditulis korban dalam buku diarynya yang ditujukan kepada orangtua (ibu kandungnya), Saudara-saudaranya dan mantan pacarnya yang mana korban mengalami depresi karena putus cinta sehingga korban bunuh diri,” jelas Iptu Robby.

Iptu Robby melanjutkan bahwa pihak keluarga korban menerima secara ikhlas kematian korban sebagai ajalnya.

“Keluarga korban membuat surat pernyatan menolak untuk membuat laporan polisi, dan dilakukanya otopsi terhadap mayat korban,” pungkasnya. (pp04)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.