BANGLI | patrolipost.com – Kondisi tiga dermaga penyeberangan di Daua Batur yakni dermaga Kedisan, Kuburan Trunyan dan Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani sudah sejak lama rusak. Jika kondisi air danau naik, praktis ketiga dermaga tergenang air. Selain itu fasilitas pendukung dermaga juga rusak.
Tentu kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke objek wisata di Desa Trunyan yang terkenal dengan proses pemakaman yang unik.
Untuk tahap awal revitalisasi ketiga dermaga tersebut Kementerian Perhubungan tahun ini mengalokasikan anggaran sebesar Rp 10 miliar. Sementara anggaran yang dibutuhkan hingga proses pengerjaan ketiga dermaga tersebut tuntas sebesar Rp 84 miliar.
Kepala Dinas Perhubungan Bangli I Gede Redika mengatakan, kondisi ketiga dermaga sudah sejak lama rusak. Kondisi ini tentu berimbas pada jumlah kunjungan wisata ke Objek Wisata Desa Trunyan.
“Dari jumlah kunjungan wisatawan ke Kintamani sebanyak 450 ribu per tahunnya hanya sebagian kecil yang menyeberang ke Desa Trunyan,” ujar Kadis asal Desa Batur, Kecamatan Kintamani, Minggu (15/3/2020).
Menurut Gede Redika dengan kondisi keuangan daerah yang bisa dibilang kecil tentu untuk merevitalisasi ketiga dermaga akan sulit terwujud. Untuk merevitalisasi ketiga dermaga tersebut pihaknya memohon bantuan ke Kementerian Perhubungan lewat Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XII Provinsi Bali- NTB.
“Dishub Bangli mengajukan permohonan bantuan ke pusat untuk revitalisasi ketiga dermaga dan astungkara pusat menindaklanjuti permohonan yang kami ajukan,” jelas Gede Redika, seraya menambahkan sejatinya untuk rancang bangun (DED) ketiga dermaga sudah dibuat tahun lalu.
Tahap awal pemerintah pusat menggelotorkan anggaran sebesar Rp 10 miliar. Anggaran sebesar itu pemanfaatnya untuk pengerasan lahan untuk dua dermaga yakni dermaga Kedisan dan Kuburan Desa Trunyan.
“Kegiatan pengerasan lahan includ dengan penyenderan, sehingga nantinya akan diketahui seberapa luas dari dermaga,” sebut Gede Redika. Sementara untuk kegiatan pengerasan dermaga akan ditenderkan secara terbuka lewat Unit Layanan Pengadaan.
“Mudah- mudahan awal bulan Mei Kegiatan sudah bisa berjalan,” sebutnya.
Sebut Gede Redika, untuk revitalisasi ketiga dermaga dibutuhkan anggaran kurang lebih Rp 84 miliar. Dengan anggaran sebesar itu selain dibangun tempat penyeberangan yang refresentatif juga lengakap dengan sarana pendukungnya seperti bangunan toilet dan ruang tunggu yang nyaman. Untuk proses pembangunan akan dilakukan secara bertahap (multi years) namun demikian pihaknya akan berusaha pembangunan ketiga dermaga secepatnya bisa kelar.
“Kami akan terus melakukan lobi ke pusat lewat Balai Pengelola Transportasi Darat dengan harapan pembanguan Dermaga bisa cepat rampung,” jelas Gede Redika.
Sementara disinggung terkait tarif penyeberangan, kata Gede Redika mengacu Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 tahun 2019 tentang retribusi pelayanan kepelabuhan, untuk wisatawan domestik Rp 601.000 dan untuk Wisatawan mancanegara Rp 633.000. Tarif untuk 2 penumpang domestik Rp 625.000 dan untuk 2 wistawan mancanegara Rp 685.000.
“Untuk target dari retribusi pelabuhan tahun 2020 sebesar Rp 56 juta,” jelas Gede Redika. (750)