Dewa Made Tirta Kembali Didaulat sebagai Ketua MDA Klungkung

mda klungkung
Penyampaian hasil Muscab MDA Klungkung. (ist)

SEMARAPURA | patrolipost.com – Tokoh sentral Bendesa Madya MDA Klungkung Dewa Made Tirta yang telah selesai masa jabatannya, ternyata kembali dipercaya dan terpilih secara aklamasi memimpin Ketua MDA Klungkung masa bakti 2025 -2030.

Sebelumnya ada 4 calon bendesa lainya yang mengikuti proses penjaringan, yakni Anak Agung Gede Raka Swastika, I Made Martawan, I Nengah Suarjana, dan Ida Bagus Nyoman Putra Biomantara.

Saat proses penjaringan bakal calon yang berlangsung mulai 24-30 Oktober 2025, dari MDA Kecamatan Klungkung mencalonkan Dewa Tirta dan Ida Bagus Nyoman Putra Biomantara, sedangkan MDA Kecamatan Dawan mencalonkan Dewa Tirta dan Anak Agung Gede Raka Swastika, MDA Kecamatan Nusa Penida mencalonkan Dewa Tirta dan I Made Martawan, dan MDA Kecamatan Banjarangkan mencalonkan Dewa Tirta I Nengah Suarjana.

Berdasarkan hasil penelitian persyaratan oleh panitia penjaringan, kelimanya memenuhi syarat sebagai calon bendesa. Sehingga pada 5 Desember 2025 lima calon bendesa tersebut melakukan musyawarah dengan hasil Dewa Tirta dipercayai menduduki posisi Bendesa Madya. Sementara Patajuh Bendesa Madya I diduduki Anak Agung Gede Raka Swastika, Patajuh Bendesa Madya II, I Made Martawan, Panyarikan Madya, I Nengah Suarjana, dan Patengen Madya, Ida Bagus Nyoman Putra Biomantara.

Paruman Madya Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Klungkung tahun 2025  digelar di Aula SMAN 2 Semarapura, Klungkung Minggu (7/12/2025) yang dibuka langsung Bendesa Agung MDA Provinsi Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahat.

Hadir mewakili Bupati Klungkung Kadis Kebudayaan Klungkung Wayan Suteja, Camat Klungkung, Kapolsek Klungkung dan Danramil Klungkung. Hadir 125 bendesa adat sejebag Klungkung. Sesuai pasal 32  AD/ART MDA Bali terkait paruman Madya Fesa Adat Kabupaten Klungkung dilaksanakan oleh Bendesa adat se Kabupaten Klungkung.

Sementara itu Dewa Made Tirta seusai terpilih kembali nakodai MDA Klungkung menyatakan siap menata desa adat seluruh Kabupaten Klungkung sesuai amanat yang diberikan dalam Paruman Madya yang sudah berjalan dengan lancar.

“Tantangan ke depan luar biasa dimana di Nusa Penida tantangan dengan gempuran dunia pariwisata, untuk itu diperlukan benteng di masing masing  desa adat. Maka prioritas utama masing-masing desa adat harus memiliki awig awig lengkap dengan peraremnya untuk mengambil tindakan yang tidak diinginkan terjadi,” ucapnya.

Tantangan saat ini katanya, adalah krama lebih menukik untuk mencari uang sehingga pelaksanaan adat agama dan budaya itu menjadi nomor sekian setelah mencari uang itu. Makanya ke depan itu bagaimana menjadi berimbang uang memang perlu, tapi lebih perlu ngajegang adat agama dan budaya sebagai parikrama yang harus dijalankan oleh krama diwewidangan desa adat.

“Karena kita memiliki pilosofi catur purusa dharma yang pertama Dharma atasi dengan kebenaran yang kedua artha harus berlandaskan kebenaran yang ketiga Khama keinginan juga didasarkan atas uang dan kebenaran untuk mencapai kebahagiaan yang disebut dengan moksha. Maka moksha itu betul betul berimbang pelaksanaannya di desa adat,” pungkasnya.

Menurutnya, problemnya jika tantangan itu mengalahkan harapan yang disampaikan itu amat negatif dimana buktinya sekarang, setra lebih banyak ditinggalkan menuju crematorium. Tradisi membuat banten di pura, sekarang lebih banyak membeli. Belum lagi pelaksanaan tangkil ke pura, lebih banyak bergaya daripada menjalani filosofinya. Belum lagi hal-hal yang lain.

“Inilah prioritas untuk kita kembalikan apa yang menjadi warisan adiluhung para penglingsir kita,” sebutnya. (roni)

Pos terkait