BANGLI | patrolipost.com – Pada saat partai lain mulai sibuk lakukan konsolidasi menyongsong hajatan Pileg 2024, Partai Golkar Bangli justru bergejolak pasca tidak masuknya nama I Wayan Gunawan sebagai calon legislatif (Caleg) DPRD Bali. Setelah Pengurus Desa (PD) dan Pengurus Kecamatan (PK), kini giliran Dewan Penasihat Golkar Bangli angkat bicara. Melihat mekanisme di tubuh GolkarBangli, tidak menutup kemungkinan Golkar Bangli akan semakin kerdil.
Ketua Dewan Penasihat Golkar Bangli, I Wayan Mantik mengaku tidak habis pikir terkait mekanisme penentuan calon baik tingkat 1, tingkat 2 maupun pusat. Pasalnya, pihaknya selama ini tidak pernah dilibatkan dalam pengambilan keputusan, baik itu dalam tatanan rapat pleno DPD Golkar maupun kebijakan-kebijakan yang akan diambil kaitannya dengan tugas-tugas partai.
“Apalagi kaitannya dengan penentuan calon ini, sama sekali tidak pernah dilibatkan. Saya tidak pernah mengerti bagaimana pola pikir pimpinan kami di Golkar Bangli. Jadinya untuk apa membentuk Dewan Penasihat,” tegasnya, Minggu (7/5/2023).
Tak hanya dalam pleno, Wayan Mantik mengakui jika dirinya bahkan tidak diajak komunikasi saat penjaringan kandidat calon di 200 persen.
“Tyang merasa aneh, organisasi sebesar Golkar sudah barang tentu ada mekanismenya. Ya, paling tidak kami diundang dalam rapat pleno ataupun ikut rembug dalam kebijakan Golkar. Memang sih kami tidak menentukan sekali, tapi setidaknya dilibatkan,” sebut mantan anggota DPRD Bangli periode (1999-2004).
Karena mengaku tidak pernah dilibatkan, tokoh Golkar asal Desa Batur, Kintamani ini sempat bertanya-tanya apakah dirinya masih dianggap sebagi kader Golkar. Pasalnya pada kepiminpinan Ketua DPD II Golkar Bangli sebelumnya dirinya selalu dilibatkan dalam setiap rembug hingga pengambilan keputusan.
“Sebelumnya kami selalu diminta memberikan masukan. Masukan itu kan barangkali sebagai dasar pertimbangan DPD mengambil keputusan. Kalau sekarang seolah-olah organisasi ini dijalankan oleh segelintir orang saja,” sindirnya.
Disinggung apakah Wayan Gunawan masih layak menjadi kandidat Caleg, Wayan Mantik menyebutkan kelayakan seseorang menjadi anggota Dewan dinilai dari segala aspek. Diantaranya dari kapasitas, apakah dia berbuat untuk kepentingan partai atau tidak, dan apakah dia berbuat untuk kepentingan masyarakat. Baik secara luas maupun kepada para pendukungnya.
“Seberapa besar mereka berkontribusi terhadap partai, seberapa besar juga mereka berkontribusi terhadap masyarakat, seberapa besar mereka didukung oleh masyarakat. Ini kan menjadi pertimbangan-pertimbangan, karena yang akan kita pilih adalah wakil rakyat, bukan mewakili partai. Partai hanya mengajukan sebagai kandidat yang akan mewakili rakyat,” jelasnya.
Pihaknya menegaskan tidak ada kepentingan lain, selain membesarkan dan menjaga marwah partai. Namun melihat persoalan internal yang terjadi, dirinya merasa sangat malu.
“Jadi kelihatan sekali bahwa yang dipentingkan adalah kepentingan individu-individu, bukan kepentingan partai secara umum. Karena yang namanya masuk partai adalah merebut kekuasaan. Apakah itu kekuasaan eksekutif atau legislatif. Tapi kalau mekanisme seperti ini, ya wassalam lah. Golkar Bangli akan menjadi kerdil,” ujarnya. (750)