DENPASAR | patrolipost.com – Isu tentang merkuri dibahas di Bali dalam konvensi Minamata. Ada lebih dari 1.000 delegasi yang hadir dari 135 negara. Konvensi ini merupakan agenda dua tahunan yang dihadiri oleh perwakilan pemerintah negara-negara anggota.
Kegiatan digelar di Nusa Dua Convention Center (BNDCC), 21-25 Maret 2022. Konvensi itu untuk mendiskusikan dan menyepakati keputusan-keputusan dalam menghadapi dampak penggunaan, emisi, dan lepasan merkuri.
“Saya sangat mendukung upaya internasional dalam pengurangan dan penghapusan merkuri demi menyelamatkan alam,” kata Gubernur Bali Wayan Koster dalam pembukaan The 4th Conference of the Parties to the Minamata Convention on Mercury di Nusa Dua Bali, Senin (21/3/2022).
Kebijakan pembangunan Bali yang harmonis dengan alam, kata Koster, sejalan dengan upaya internasional dalam menjaga lingkungan alam yang bersih dan rendah karbon.
Bali memiliki nilai kearifan lokal Sad Kerthi yang tertuang dalam visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Bali Era Baru.
“Emisi dan lepasan merkuri sangat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan,” ujar Koster.
Dikutip dari Wikipedia, merkuri adalah air raksa yang merupakan unsur golongan logam transisi berwarna keperakan, berbentuk cair dalam suhu kamar dan mudah menguap.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya mengatakan, Konvensi Minamata menjadi forum pengambilan keputusan terhadap isu merkuri yang belum mencapai konsensus.
“Diantaranya isu terkait kode HS produk-produk yang mengandung merkuri, lepasan merkuri maupun mercury waste thresholds, isu-isu itu yang belum mencapai konsensus,” kata Siti Nurbaya. (pp03)