SINGARAJA | patrolipost.com – Kendati di tengah pandemi Covid-19 Sanggar Wahyu Semara Shanti (WSS) tetap giat berlatih dan mengembangkan kesenian, baik seni tabuh/gambelan maupun seni tari. Dimotori oleh Jro Ketut Ardan, Sanggar WSS berlokasi di Dusun Lebah Pupuan, Desa Tegallinggah Kecamatan Sukasada ini merayakan HUT ke-7 pada Senin (14/2/2022).
Dirayakan dengan cara sederhana sejumlah anak didik di Sanggar WSS menampilkan hasil berkesenian di atas panggung. Bahkan para instruktur yang memberikan materi sangat berkualitas dengan memiliki pendidikan akademik dari S1 hingga S2 di bidang seni.
Menariknya, Sanggar WSS sering tampil dalam berbagai festival seni budaya mewakili Kabupaten Buleleng, salah satunya dalam event Pesta Kesenian Bali (PKB).
Jro Ketut Ardan yang memiliki kemampuan sebagai seniman dari bakat alam sangat gigih mendidik anak-anak muda untuk berkreasi. Ia berharap seni dan budaya Bali tidak meredup atau ditinggalkan oleh masyarakat Bali, khusus yang beragama Hindu karena seni dan budaya itu hanya ada di Bali dan mampu menarik wisatawan.
Pada HUT ke-7 WSS, Jro Ketut Ardan mengatakan pendirian Sanggar WSS secara legalitas telah diakui pihak Kabupaten Buleleng. Yang membanggakan Sanggar WSS telah banyak memperoleh penghargaan, baik dari kabupaten maupun Provinsi Bali dari sekian periode sejak hadir di tengah masyarakat.
“Saya selaku penanggung jawab tidak memiliki pendidikan tinggi, namun secara pasti akan terus melatih dan mencetak anak-anak belajar di bidang seni. Hari ini kita rayakan HUT ke-7 kami ucapkan terima kasih Sanggar WSS masih terus berkreasi walaupun tidak semeriah tahun sebelumnya akibat pandemi. Kita berharap pandemi ini segera berakhir,” kata Jro Ardan di hadapan anak didiknya dan para orangtua dari berbagai desa di wilayah Kecamatan Buleleng dan Sukasada.
Menurut Jro Ardan, kendati Sanggar WSS belakangan ini berjalan sedikit tertatih-tatih, namun berkat support dari salah satu anggota DPRD Bali Kadek Setiawan Sanggar WSS dapat berjalan dan mampu mencetak seniman-seniman handal.
“Kami berharap sanggar kami dapat terus hidup dan mampu berkembang serta melahirkan para seniman yang mampu menjaga adat istiadat Bali. Kami juga bergembira sanggar WSS akan memiliki badan hukum berupa yayasan sehingga nanti anak-anak yang belajar tidak dipungut biaya lagi,” imbuh Ardana.
Selain itu Jro Ardana mengatakan, umat Hindu sangat kental dengan tradisi adat dan budaya dan keyakinan itu penuh dimiliki para leluhur karena hukum alam tidak bisa kita lupakan.
“Melalui Sanggar ini kami yakin Bali Ajeg dengan adat budayanya,” tandas Jro Ardana. (625)