SINGARAJA | patrolipost.com – Pelinggih Ratu Ayu Cakra Gni di Pura Kayu Dwi terletak di pesisir barat Pantai Kerobokan, Desa Kerobokan Kecamatan Sawan, Buleleng, roboh. Selain mengejutkan masyarakat setempat, robohnya pelinggih Ratu Ayu Cakra Gni itu memunculkan sejumlah spekulasi sengaja dirusak.
Peristiwa itu pertama diketahui oleh salah satu pedagang bernama Ni Made Sulastri (55), Jumat (29/11) sekitar pukul 06.30 Wita. Kepada pihak berwenang ia menceritakan awal ditemukannya pelinggih dalam keadaan roboh.
Seperti biasa sebelum berjualan ia melakukan persembahyangan terlebih dahulu di pura Kayu Dwi yang berjarak 10 meter dari warungnya. Usai sembahyang ia terkejut melihat pelinggih Ratu Ayu Cakra Gni roboh ke arah Barat. Tak hanya roboh, pelinggih yang disucikan terlihat dalam kondisi rusak.
“Saya langsung gemetaran melihat Pelinggih Ratu Ayu Cakra Gni itu roboh ke arah Barat dengan kondisi rusak, leher pelinggih terlihat patah. Kalau posisi pelinggih semula ada di tengah-tengah, wajah pelinggih menghadap ke arah laut. Posisi robohnya pelinggih itu terkesan janggal, seperti sengaja dicabut,” kata Sulastri, Sabtu (30/11).
Melihat hal itu, Sulastri lantas melaporkan temuan itu kepada Jero Mangku Suma Wijaya selaku Kelian Adat Kerobokan.
Sulastri mengaku sebelumnya juga mengalami kejadian aneh. Pelinggih Ganesha miliknya, berada di depan warung tempatnya berjualan juga berpindah dari posisi semula. “Peristiwa itu terjadi Kamis (28/11) pelinggih Ganesha di depan warung juga pindah tempat, seperti sengaja dibongkar dan dijatuhkan. Seperti ada orang yang berani usil,” ujarnya.
Kelian Suma Wijaya saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan terkait robohnya Pelinggih Ratu Ayu Cakra Gni di Pura Kayu Duwi di Pantai Kerobokan. Usai menerima laporan, Suma bersama calon Perbekel terpilih Desa Kerobokan, Putu Wisnu Wardana langsung turun ke lokasi.
“Sudah, tadi sudah dilaporkan ke Polsek Sawan. Kami menduga pelinggih memang sengaja dirobohkan oleh oknum tak bertanggungjawab yang berjumlah lebih dari satu orang karena pelinggih terbilang memiliki bobot lumayan berat,” ucapnya.
Kelian Suma menduga pelaku loncat pagat sebelum beraksi. Sebab pagar besi pura selalu dikunci. “Pastinya pelaku loncat tembok sebelum merobohkan pelinggih Ratu Ayu Cakra Gni yang sangat kami sakralkan. Kalau apa motif merobohkan pelinggih, kami serahkan kepada pihak kepolisian melakukan untuk mengungkapnya,” imbuh dia.
Atas peristiwa itu, Kelian Suma mengaku sudah melakukan matur piuning (memohon izin) agar robohnya pelinggih nantinya tidak berimbas buruk terhadap krama di desa adat Kerobokan.
“Pelinggih segera kami perbaiki sehingga pada saat tegak piodalan Tumpek Landep sudah bisa dipelaspas. Harapan kami, pelaku diduga merusak pelinggih menerima karma sesuai perbuatan,” katanya.
Kapolsek Sawan Iptu Gusti Alit Murdiasa saat dikonfirmasi mengakui telah menerima laporan resmi dari Kelian Desa Adat Kerobokan, Jero Mangku Suma Wijaya soal perusakan itu.
“Sudah dalam proses lidik. Kita sudah ke TKP dan meminta keterangan saksi-saksi terutama kepada pedagang di sekitar Pura Kayu Dwi. Memang ada dugaan unsur kesengajaan dalam peristiwa itu,” tandasnya. (625)