KARANGASEM | patrolipost.com – Nyoman Cenik (45), warga Banjar Dinas Bunutan, Desa Abang ketiban apes. Saat melaut mencari ikan, jukungnya terbalik dihantam gelombang di Perairan Utara Bunutan, Kamis (9/7/2020). Akibatnya, nelayan paroh baya ini hilang ditelan gelombang tinggi.
Kepala Kantor Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Denpasar Bali, Gede Darmada mengungkapkan laporan kehilangan itu diterima pihaknya pukul 11.40 Wita dari Ketut Sudi.
“Saksinya juga seorang nelayan dan melihat jukung korban terbalik sekitar pukul 06.30 Wita,” ungkap Gede Darmada.
Masih kata Gede, yang ditemukan hanya jukung, orangnya tidak ada. Saat kejadian cuaca buruk. Hujan deras dan gelombang tinggi.
Begitu mendapat laporan, personel dari Pos SAR Karangasem digerakkan menuju lokasi untuk melakukan pencarian. Selang satu jam lamanya, tim tiba di lokasi, selanjutnya berkoordinasi bersama Tim SAR dan masyarakat setempat, menyisir area di sekitar penemuan jukung.
Sebanyak 4 orang on board di RIB, sementara tim yang standby di darat terus berkoordinasi dengan berbagai pihak dan berjalan menyusuri sepanjang bibir pantai. Selain itu, unsur SAR lainnya yang turut pencarian dari Bakamla serta nelayan setempat memakai jukung.
Menurut Darmada, kerjasama dengan para nelayan sangat membantu pencarian, mengingat wilayah perairan yang luas, dan ada pergerakan arus yang sangat kuat.
“Tak jarang biasanya nelayan yang menemukan korban, karena mereka jumlahnya banyak dan tersebar di beberapa titik perairan, untuk itu koordinasi bersama mereka sangatlah penting,” terang Darmada
Pengakuan Tetangga Korban
Peristiwa naas itu dilaporkan Ketut Sudi, yang tak lain tetangga korban. Menurut Sudi, berdasar informasi awal yang didapat, Nyoman Cenik beserta jukungnya terlihat terombang-ambing sekitar pukul 06.30 Wita oleh Putu, nelayan lain asal Bunutan. Saksi sempat mengajak Nyoman Cenik yang masih terombang-ambing untuk kembali ke darat. Namun, ajakan itu ditepis lantaran khawatir jukungnya yang sudah terbalik itu hilang.
Kata Sudi, korban hanya meminta tolong kepada saksi, membawa perlengkapan melautnya yang masih tersisa. Sekaligus mengabari kondisinya ke keluarga dan meminta bantuan. Meski begitu, saksi sempat tak menghiraukan permintaan korban dan tetap berusaha menyelamatkan korban.
“Yang mau nolong ini (saksi) saat itu sudah dapat tangkapan. Mau bantu balikkan dan narik jukungnya, tapi tidak bisa. Gelombang juga besar. Yang mau nolong ini akhirnya balik ke darat memberi kabar. Setelah itu, kakak sama sepupu Nyoman Cenik sudah cari lagi ke tengah laut tapi hilang,” tutur Sudi.
Ipar korban, Ni Nyoman Putri juga membenarkan, korban takut kehilangan jukung itu karena bukan miliknya, melainkan meminjam.
“Mungkin itu yang buat dia gak mau diajak balik ke darat. Cuman nitip pakaian, HP, jaring sama ember,” tutur Putri menimpali.
Sementara itu, kakak dan sepupu masih menyisir perkiraan lokasi hilangnya Nyoman Cenik sekitar pukul 11.00 Wita. Gelombang tinggi dan angin kencang menyulitkan mereka, hingga akhirnya memutuskan balik ke pesisir. Korban beserta jukungnya tak kunjung ditemukan. Keluarga korban memutuskan melapor ke Pol Air dan Basarnas atas bantuan Ketut Sudi.
“Kebetulan saya ada kenal. Tahu nomor Pol Air,” imbuhnya.
Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem I Gusti Ngurah Eka Widnyana, mengatakan, sebanyak 15 anggota dari tim gabungan sudah memulai penyisiran di Perairan Bunutan, Kecamatan Abang. Tim bergerak dari Pantai Melasti, Amed, Desa Purwakerti, Kecamatan Abang.
Proses dimulai sekitar pukul 14.00 Wita menggunakan satu unit RIB dan mengerahkan satu unit rescue trial. Petugas juga mengajak keluarga korban ke tengah laut. Dia mengakui, gelombang tinggi menyulitkan tim. “Kami masih mencari. Mudah-mudahan target ditemukan,” tegasnya.(cr02/blc)