JAMBI | patrolipost.com – Pasiman, ayah dari dokter Dwi Fatimahyen (29) yang tewas usai dikejar dan diteriaki maling mobil menyesalkan peristiwa dialami anaknya. Dia menegaskan bahwa mobil itu adalah miliknya.
Dia pun dengan tegas membantah adanya tuduhan dari warga yang menyebutkan anaknya melakukan pencurian mobil. Hal itu dibuktikan dengan atas kepemilikan BPKB mobil atas nama Ika Puji Astuti yang tak lain adalah kakak korban.
“Mobil itu mobil saya, memang atas nama dokter Ika (kakak korban). Yang korban ini dokter Dwi Fatimah Yen. Tidak benar maling. Dia dokter. Ada BPKB-nya,” kata Pasiman, Sabtu.
Pasiman menceritakan, sebelum kejadian anaknya pamit dari rumah untuk mengurus usahanya untuk menemui temannya di kawasan Bayung Lincir, Sumatera Selatan.
“Dia pamit dari rumah mau ke tempat teman dia mau cari tempat kontrakan usaha di Bayung Lincir,” jelasnya.
Saat kejadian, kata Pasiman, anaknya sempat menghubungi pihak keluarga bahwa dirinya dikejar-kejar oleh seseorang. Setelah itu, keluarga sudah tidak mendapat kabar dari korban.
“Dia sempat ketakutan telepon, bilang ada yang ngejar,” ujarnya.
Atas kejadian ini, pihak keluarga menuntut kepolisian mengusut kasus ini. Karena tuduhan mencuri tidak benar.
“Pihak berwajib kami minta diusut tuntas, baik yang membuat masalah yang neriaki maling, dan bagi yang mencelakakan anak saya sampai jatuh,” ujarnya.
Hal senada pun dikatakan sepupu korban bernama Erwin yang mengatakan bahwa Dwi bukanlah pencuri mobil. Dia mengatakan, mobil yang dipakai atas nama kakaknya Ika Puji Astuti yang juga berprofesi dokter di Bogor.
Kata Erwin, saat kejadian Dwi sempat menelepon ayahnya dan mengatakan bahwa dia dikejar orang.
“Ketika dekat SPN, Dwi menelpon bapaknya, Pasiman. Beliau ketakutan saat menelepon orang tuanya. Bicaranya, ‘Pak saya takut, saya dibuntuti orang.’ Bapaknya menyuruh Dwi ini untuk bergegas ngebut agar terhindar dari orang tersebut,” kata Erwin, Senin (1/4/2024).
Korban sendiri merupakan alumni Fakultas Kedokteran Universitas Jambi (Unja). Dia anak bungsu dari pasangan Pasiman dan Nani, bertempat tinggal di Pasir Panjang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi.
Erwin mengatakan, saat itu korban dikejar 3 orang dan tak lama ada polisi dengan mobil patroli yang juga ikut mengejar adik sepupunya.
“Korban ini orangnya cemasan, gugup. Semakin dikejar oleh warga dan ada aparat juga, Dwi semakin ngebut lagi semakin tidak terkendali lagi. Singkat cerita terjadilah kecelakaan di Sekernan Muaro Jambi,” ujarnya.
Erwin menegaskan bahwa adik sepupunya bukan pencuri mobil. Mobil yang dikendarai korban tercatat atas nama Ika Puji Astuti yang merupakan kakak kandung korban. Pihak korban keberatan jika korban meninggal dalam fitnah dituduh melakukan pencurian mobil.
“Ada pula infonya korban ini lari dikejar oleh warga dan polisi karena telah melakukan tabrak lari, itu juga tidak ada. Kami hanya ingin klarifikasi kepada media yang memberitakan di awal. Jika memang benar almarhumah ini mencuri mobil tolong dibuktikan, jika beliau melakukan tabrak lari siapa korbannya, siapa yang ditabrak tolong buktikan,” jelasnya. (305/dtc)
Tabrak Tiang Listrik
Tragis menimpa Dwi Fatimah Yen (29), dokter di Jambi ini akhirnya tewas dalam kecelakaan, Jumat (29/3/2024) malam.
Dwi Fatimah tewas usai mobil yang dikendarainya menabrak tiang listrik dan rumah warga, sekitar pukul 23.50 WIB.
Korban yang mengendarai mobil, sempat dituduh maling. Ia bahkan dikejar oleh polisi dan warga.
Terkait kejadian itu, keluarga korban meminta agar nama baik Dwi dipulihkan. Hal ini disampaikan sepupunya, Erwin.
Ia mengatakan, keluarga terganggu dengan narasi yang beredar bahwa korban mencuri mobil, sehingga dikejar.
Ada juga yang menyebut bahwa Dwi merupakan pelaku tabrak lari.
“Tolong klarifikasi ya, mobil siapa yang dicuri, siapa korbannya, kalau tabrak lari siapa korbannya, siapa yang ditabrak,” ujarnya, Senin (1/4/2024).
“Kami berharap pihak-pihak yang menarasikan tolong klarifikasi juga ke media, biar nama baik beliau ini pulih lagi,” sambungnya.
Erwin memastikan, mobil yang dikendarai Dwi merupakan milik orangtuanya, yang dilengkapi dengan surat-surat kendaraan.
Dokter di Klinik Kecantikan
Menurut Erwin, Dwi lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Jambi pada 2018. Perempuan tersebut bekerja sebagai dokter di sebuah klinik kecantikan.
Pada hari terjadinya insiden, korban sedang mencari tempat untuk membuka usaha klinik kecantikan di Kecamatan Mestong, Kabupaten Muarojambi, Jambi.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Muaro Jambi AKBP Wahyu Bram mengungkapkan, anggotanya yang mengejar korban, tidak bersalah. Pasalnya, kata Wahyu, polisi memiliki kewenangan untuk menghentikan orang apabila sedang dicurigai.
Malam itu, korban memacu mobil dalam kecepatan tinggi saat melewati pos penyekatan polisi di area SPN Polda Jambi. Warga meneriaki pengemudi itu sebagai maling.
“Maka petugas menyalakan sirine dan melakukan pengejaran,” tuturnya. Karena merasa curiga dengan tuduhan maling itu, petugas kemudian melakukan penyelidikan untuk memastikan keadaan.
“Kita takut juga anggota ini salah atau gimana, apakah benar ada pencurian atau jangan-jangan sedang dikejar debt collector. Tapi setelah anggota melakukan penyelidikan malam itu, memang korban ngebut karena dikejar-kejar warga,” jelasnya.
Dalam pengejaran tersebut, polisi sempat memperingatkan korban lewat pengeras suara. Polisi juga sempat mengeluarkan tembakan peringatan. Namun, korban tetap memacu mobil dengan kencang. Pengejaran berlangsung lama.
Hingga kemudian di lokasi kecelakaan, mobil korban tak terkendali karena menghindari kendaraan lain dan terjadi tabrakan. (305/dtc/atc)