TANGERANG | patrolipost.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang melakukan pengecekan kandungan jajanan takjil di 13 kecamatan. Hasilnya Dinkes Tangerang menemukan ada takjil yang mengandung formalin dan boraks.
Kabid Kesehatan Masyarakat, Dinkes dr Indri Bevy mengatakan pengecekan tahap pertama dilakukan di lima kecamatan, mulai dari Kecamatan Larangan, Karang Tengah, Pinang, Batuceper dan Kecamatan Cibodas.
“Ratusan sampel dari berbagai pusat keramaian jajanan takjil, dilakukan screening cepat, mengetahui ada tidaknya kandungan kimia dan bakteri berbahaya,” kata Indri dari keterangan yang diterima, Jumat (8/4/2022).
Dia mengungkapkan sampel tersebut diambil dari soto mie, bakso, sempol, kerupuk kuning, cincau, pacar cina, kwetiau, cendol hijau dan hitam, lumpia dan jenis takjil lainnya. Dari pemeriksaan sampel itu didapati kandungan formalin dan boraks.
“Pada hari pertama kemarin hasilnya kita temukan beberapa kandungan formalin dan boraks. Di antaranya kandungan formalin yaitu pada mie kuning basah di sotomie, dan boraks pada cincau hijau dan kwetiau,” tambah Indri.
Indri menjelaskan pedagang yang dagangannya mengandung boraks atau formalin dilakukan tindakan persuasif. Puskesmas, Kecamatan dan Kelurahan akan melakukan pembinaan dan edukasi ke para pedagang.
“Pada momen tersebut, Dinkes akan mengedukasi bahaya terparah akan kandungan kimia yang mereka pakai. Selain itu, Dinkes juga akan memberikan pemaparan jenis-jenis bahan pengganti yang aman atau layak dikonsumsi oleh konsumen,” ucapnya.
Menurutnya kegiatan ini tanggung jawab Pemkot Tangerang untuk melakukan pembinaan atau pengawasan pangan. Dia mengimbau masyarakat memilah takjil untuk menu berbuka puasa.
“Kami Dinkes pun mengimbau, masyarakat untuk lebih cerdas dalam berbelanja takjil. Jangan terpengaruh atau tergiur dengan warna yang terlalu cerah atau tekstur yang dirasa terlalu kenyal. Karena biasanya yang seperti itulah yang patut dicurigai,” jelasnya. (305/dtc)