Dirut Pupuk Indonesia Pastikan Penyaluran Pupuk Subisidi Sampai ke Petani dan Terserap dengan Baik

kunker
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi melakukan kunjungan kerja kerja di Desa Tanjung Boleng, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Jumat (2/5/2025). (ist)

LABUAN BAJO | patrolipost.com – Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Jumat (2/5/2025). Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan stok pupuk bersubsidi bagi para petani di Kabupaten Manggarai Barat tercukupi dan memantau proses penyerapan pupuk oleh masyarakat.

Rahmad menyebut PT Pupuk Indonesia (Persero) senantiasa berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi bagi petani terdaftar di Kabupaten Manggarai Barat sesuai dengan regulasi. Selain itu, kunjungan ini juga memastikan proses penyaluran pupuk bersubsidi benar benar sampaikan kepada para petani terdaftar.

Bacaan Lainnya

“Pemerintah telah memperbaiki tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi melalui Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2025. Intinya Pupuk Indonesia bersama Kementerian Pertanian bertanggungjawab menyalurkan pupuk bersubsidi sampai ke titik serah, yaitu kios atau Gapoktan (gabungan kelompok tani), sehingga petani tidak jauh-jauh. Pemerintah benar-benar ingin mendekatkan pelayanannya kepada masyarakat,” kata Rahmad.

Per tanggal 2 Mei 2025, Pupuk Indonesia telah menyediakan stok pupuk bersubsidi sebanyak 1.715 ton di Manggarai Barat yang merupakan lumbung padi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terdiri dari 1.324 ton Urea dan 391 ton NPK. Stok ini lebih tinggi dari ketentuan minimum yang diatur oleh Pemerintah.

Sementara untuk Provinsi NTT, Pupuk Indonesia juga menyediakan stok yang cukup, yaitu 19.753 ton. Persediaan tersebut antara lain 10.819 ton Urea dan 8.933 ton NPK. Ia menegaskan, semua stok tersebut di atas ketentuan minimum yang diatur Pemerintah, sehingga aman dan cukup baik di level provinsi maupun kabupaten/kota di NTT.

“Jika berbicara produktivitas, pupuk kontribusinya sangat besar. Tidak mungkin meningkatkan produktivitas pertanian tanpa pupuk. Maka dari itu, kami mengajak kepada seluruh petani terdaftar untuk menebus pupuk bersubsidi untuk mendukung musim tanam,” ujarnya.

Pada kunjungan kerja kali ini, Rahmad juga memberikan solusi konkret terhadap petani terdaftar di Desa Tanjung Boleng, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat. Ia mengaku mendapatkan kabar, petani di Tanjung Boleng mengaku kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi karena terkendala jarak dan infrastruktur jalan saat melakukan penebusan pupuk bersubsidi di kios.

Rahmad memberikan solusi dimana Pupuk Indonesia sementara membuka layanan penebusan pupuk di Labuan Bajo, sehingga petani yang berlokasi di Tanjung Boleng menebus pupuk lebih dekat. Tapi ketika sudah ada koperasi desa, petani bisa menebus di sini, tidak jauh-jauh.

“Sekarang bisa kita alihkan sementara di Labuan Bajo, setelah nanti September kita sampaikan pupuk di gudang desa (Tanjung Boleng, Red) yang sekarang sedang disiapkan. Saya ingin Tanjung Boleng menjadi contoh bagaimana melayani petani di desa ujung dengan tepat. Saya dapat mandat langsung, dimanapun petani maka harus melayani dengan baik,” ujar Rahmad.

Untuk kelancaran pendistribusian dan layanan pupuk bersubsidi di wilayah NTT, termasuk di Manggarai Barat, Pupuk Indonesia juga menyiapkan sejumlah fasilitas pendukung. Yaitu 15 petugas lapangan, 24 gudang penyangga, 10 distributor, dan sebanyak 405 kios/pengecer.

Lebih lanjut ia menjelaskan, Pemerintah saat ini telah banyak melakukan penyederhanaan regulasi dan perbaikan tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi. Tahun 2025 ini, pupuk bersubsidi sudah bisa ditebus per 1 Januari, sehingga pupuk bersubsidi terdistribusi dengan optimal dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian.

Adapun penyerapan pupuk bersubsidi di NTT hingga April 2025 sebanyak 28.895 ton atau 20 persen dari total alokasi sepanjang tahun 2025, yaitu sebesar 145.438 ton. Kontribusi ini juga menyumbang capaian produktivitas padi tertinggi nasional selama tujuh tahun terakhir periode Januari-April 2025.

“Untuk musim tanam Oktober-Maret periode ini (penyerapan pupuk bersubsidi, Red) mencapai 4,5 juta ton, sementara di periode tahun sebelumnya hanya 3 juta ton secara nasional. Artinya naik 50 persen. Dampaknya jelas, Indonesia tidak membutuhkan impor beras, bahkan mau ekspor beras. Pemerintah benar-benar ingin produktivitas pertanian meningkat,” ujar Rahmad.

Sementara itu, Kepala Desa Tanjung Boleng Saharudin mengapresiasi langkah tanggap Pupuk Indonesia memberikan kemudahan pupuk bersubsidi di Labuan Bajo untuk petani terdaftar di Tanjung Boleng. Dengan solusi ini petani di Tanjung Boleng lebih mudah mendapatkan pupuk bersubsidi dibandingkan sebelumnya.

“Sebagian besar warga Tanjung Boleng bekerja sebagai petani. Tentu kami sangat senang, kami menyampaikan terima kasih atas kebijakan penebusan pupuk di Labuan Bajo untuk petani terdaftar di Tanjung Boleng, ini lebih dekat, dan transportasinya lebih murah,” tandasnya. (334)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *