DENPASAR | patrolipost.com – Nania Yusuf dikenal sebagai pemilik suara merdu lewat ajang Indonesian Idol musim pertama pada tahun 2004 silam. Perjalanan Nania di ajang tersebut berujung pada gelar juara ketiga yang berhasil diraihnya.
Selepas dari kompetisi tersebut, wanita kelahiran 1 September 1983 ini sempat berduet dengan Indra Lesmana dalam lagu berjudul Sedalam Cintamu. Nania memiliki seorang anak dari pernikahannya dengan pria bernama Eka Aspriadi pada 2006. Namun pernikahan tersebut tidak bertahan lama dan Nania memutuskan untuk jadi orang tua tunggal hingga kini.
Nania Yusuf punya jalan hidup yang ternyata cukup berbeda dari orang kebanyakan. Terlahir dari orang tua yang beragama muslim, Nania kini berpindah keyakinan menjadi seorang penganut Katolik. Perjalanan Nania Yusuf pindah agama dari yang awalnya memeluk Islam menjadi Katolik terdokumentasi dalam sebuah tayangan di kanal YouTube Mardhi Willi yang diunggah pada 2015 silam.
Berawal dari sebuah keisengan dan rasa ingin tahu yang tinggi, Kania melewati sebuah kisah panjang yang cukup menguras emosi dalam proses perpindahan keyakinannya. Ia mengaku bahwa perjalanannya dalam berpindah agama justru dimulai dari keisengan. Nania juga menyebut bahwa dirinya adalah sosok yang punya rasa penasaran tinggi terhadap suatu hal baru. “Awalnya saya iseng, tapi Tuhan tau, bahwa tak ada kata iseng untuk mengena Dia,” ungkap Nania.
“Awalnya saya buka Alkitab teman saya yang ketinggalan. Saya penasaran. Saya orang yang sangat penasaran. Saya buka itu Alkitab, ada tulisan ‘Kita patut percaya bahwa Yesus itu ada’,” lanjutnya.
Ia pun menceritakan pengalaman tak terlupakan dalam hidupnya. Sebelum tidur malam, Ia mengaku bahwa ia sangat ingin sekali melihat Yesus. Nania berdoa kepada Allah bahwa Ia sangat ingin sekali bertemu Yesus.
“Jam 2 (dini hari) saya terbangun, pintu kamar saya diketok 3 kali. Saya kaget, saya bangun, ketika saya melek, buka mata dan lihat ada cahaya dari tembok kamar saya. Saya lihat ada cahaya dari kecil lama-lama membesar. Di situ ada sosok wajah yang saya belum kenal sebelumnya. Ganteng banget, matanya bikin saya nyaman, Dia senyum sama saya,” ujar Nania.
Dirinya menyimpan rapat pengalamannya, akhirnya Nania memberanikan diri bilang ke sahabatnya yang beragama Katolik. Sahabatnya berkata bahwa ini saatnya Nania untuk melayani Tuhan denga gift yang ada pada dirinya, yaitu suara yang amat merdu.
Ia amat ketakutan dianggap murtad karena sering nyanyi di Gereja. Namun saat itu Nania merasa dapat ‘bisikan’ dari suara yang tak terlihat. “Saya takut keluarga saya tahu saya nyanyi di Gereja, saya takut ditolak, saya takut dianggap murtad. Ketia saya nyanyi ada suara yang bilang ‘Nania ini adalah jalanmu dan ini adalah keluargamu’,” lanjut Nania.
Setelah rutin tampil menyanyi di sejumlah acara Gereja, Nania mantap berpindah keyakinan hingga dibaptis. Meski begitu, yang terjadi justru tidak berjalan sesuai dengan harapannya.
“Setelah dibaptis, saya malah babak belur, keluarga saya menolak saya hingga sekarang dan anak saya ditahan. Selama satu setengah bulan saya cuma bisa menangis dan bahkan mengumpat pada Tuhan,” ujar Nania.
Sang Ayah, Kata Nania adalah sosok yang paling keras menolak apa yang dilakukan oleh Nania. “Bapak saya yang paling keras. Baju-baju saya, lukisan saya di rumah dibakar semua,” ujar Nania.
Bahkan sang ayah menjawab dengan jawaban yang penuh dengan kemarahan. “Kamu nggak punya mama, mama kamu sudah mati,” Nania menirukan perkataan ayahnya.
Hingga sampai pada puncaknya, demikian curhatan Nania, ketika mendapat banyak ancaman dari sang ayah. Meski begitu, ia tetap menyerahkan segala sesuatu yang terjadi kepada Tuhan. “Bapak saya ngumpat-ngumpat, saya dibilang kafir, murtad, dan mengancam ‘kalau kamu berani datang ke rumah saya (bapak), saya bakal bunuh kamu!’,” ucap Nania.
“Tapi saya tidak tinggal diam. Saya serahkan pada Tuhan. Puji Tuhan sampai sekarang bapak saya sudah bisa terima saya,” pungkas Nania.
Iya berharap agar apa yang menjadi proses perjalanannya bila dialami orang lain agar lebih bijak dalam berkomentar, apalagi tentang agama dan kepercayaan yang merupakan ranah pribadi.(kpl)