DENPASAR | patrolipost.com – Menjelang pembukaan pariwisata Bali sekaligus persiapan wisata medis, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI melakukan assesment kesiapan RSUP Sanglah sebagai RS rujukan tempat isolasi WNI/WNA yang nantinya berlibur di Bali. Assesment diikuti internal RSUP Sanglah, perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Laboratorium Medistra, Rabu (9/6/2021).
Dalam sambutannya, Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP Sanglah, Dr dr Ketut Ariawati SpA (K) berharap pertemuan ini akan memberikan manfaat yang besar khususnya bagi RSUP Sanglah dalam mendukung rencana pembukaan pariwisata Bali Juli 2021 nanti.
Lebih lanjut dikatakannya, kesiapan RSUP Sanglah dalam mendukung rencana pembukaan pariwisata Bali meliputi kesiapan SDM, sarana, peralatan dan sistem pelayanan, khususnya pelayanan pasien Covid-19.
“Mudah-mudahan dengan semua yang telah kami lakukan ini, RSUP Sanglah sangat siap dan memadai untuk merawat pasien non-Covid maupun pasien Covid-19,” ujar Ariawati.
Ariawati juga mengungkapkan bahwa kondisi pasien Covid-19 yang dirawat saat ini sudah mengalami penurunan. Sehingga angka Bed Occupancy Rate (BOR) berada di angka 7,9 persen.
“Dari 164 bed yang tersedia, yang terisi sebanyak 13 pasien. Ini membuktikan jika kasus Covid-19 di Bali mulai melandai. Meski demikian, kita tetap harus waspada dan tetap disiplin dalam menerapkan Protokol Kesehatan,” jelasnya.
Dalam kesiapannya mendukung rencana pembukaan pariwisata Bali, RSUP Sanglah tidak hanya menangani pasien rujukan Covid-19, namun juga mengunggulkan bedah jantungnya. Mengingat RSUP Sanglah merupakan satu-satunya rumah sakit rujukan bedah jantung untuk daerah timur atau Bali Nusra.
Pihaknya menuturkan, RSUP Sanglah berharap dengan mengunggulkan bedah jantung ini dapat membantu antrean pasien yang cukup banyak di Rumah Sakit Harapan Kita.
“Karena memang pasien jantung antreannya panjang sekali, dan RSUP Sanglah Bali merupakan salah satu rujukan bedah jantung satu-satunya di daerah timur. Kebetulan kami dari segi SDM, alat operasi, dan ruangan yang digunakan untuk operasi bental mencukupi,” ungkap Ariawati.
Selanjutnya untuk memaksimalkan operasi bedah jantung, di RSUP Sanglah akan membuat ruang operasi tersendiri khusus untuk bedah jantung agar tidak tercampur dengan operasi lainnya.
“Untuk alat tahun ini hampir semuanya akan terlengkapi dan jika semuanya sudah terlengkapi, fasilitas alat medis kami akan menyerupai RSCM dan Harapan Kita. Jadi sudah mampu membantu pasien-pasien di sana agar tidak mengantre lama,” paparnya. (cr02)