BANGLI | patrolipost.com – Kondisi jaringan irigasi, baik itu sekunder maupun primer di beberapa daerah irigasi di wilayah Bangli banyak yang rusak. Realita ini tentu berdampak pada percepatan program pemerintah menuju ketahanan pangan.
Hal ini terungkap dalam rapat kerja antara Komisi III DPRD Bangli dengan Dinas PUPR Perkim dan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, pada Jumat (17/1/2024).
Rapat kerja yang dipimpin Ketua DPRD Bangli I Wayan Merta Suteja, dihadiri Kepala Dinas PUPR Perkim Bangli Dewa Ngakan Widnyana Maya, Kepala Dinas PKP Bangli I Wayan Sarma serta anggota Komisi III DPRD Bangli.
Dalam rapat tersebut anggota Komisi III DPRD Bangli I Wayan Subagan mempertanyakan perbaikan jaringan irigasi Bangkiangsidem yang telah rusak sejak 3 tahun lalu. Rusaknya jaringan irigasi tersebut menyebabkan terjadi alih komuditas.
”Rusaknya jaringan irigasi, petani tidak bisa lagi melakukan pola tanam padi sehingga beralih tanam palawija atau tanaman jenis lain seperti jeruk dan coklat. Bahkan ada sejumlah lahan basah beralih fungsi untuk permukiman,” ujarnya.
Lanjut Subagan dengan semakin banyak lahan pertanian beralih fungsi tentu berimbas pada program pemerintah pusat terkait ketahanan pangan.
“Krama subak sering bertanya, kapan pemerintah akan memperbaikan jaringan irigasi tersebut,” ungkap Wayan Subagan.
Hal senada juga diutarakan anggota komisi III, I Made Sudiasa. Dia mengatakan jaringan irigasi di subak Undisan banyak yang rusak dan hingga kini belum mendapat penanganan.
“Kami minta khususnya Dinas PKP agar melakukan pendataan yang cermat sehingga tahu kondisi ril jaringan irigasi,” ujarnya.
Bahkan guna meningkatkan kesejahteraan petani, dibangun jalan usaha tani menggunakan anggaran dana desa. Dengan adanya jalan usaha tani proses distribusi hasil pertanian akan lebih efisien, mengurangi biaya transportasi dan mempercepat waktu bagi petani.
“Ini sebagai bentuk mendukung program ketahanan pangan,” sebut Made Sudiasa.
Kepala Dinas PUPR Perkim Bangli Dewa Ngakan Widnyana mengatakan bencana alam yang terjadi di tahun 2023 menyebabkan beberapa saluran irigasi rusak termasuk di dalamnya saluran irigasi Bangkiangsidem.
”Saluran irigasi Bangkiansidem tertimbun guguran material tebing yang longsor,” ungkapnya.
Sejatinya untuk perbaikan sempat diusulkan ke pusat namun karena pertimbangan keterbatasan anggaran usulan tersebut dicoret. Untuk perbaikan dibutuhkan anggaran yang besar sekitar Rp 1,5 miliar.
”Kita akan kembali usulkan perbaikan ke pusat, jika murni dari APBD tahun ini belum kita anggarkan ,” jelasnya.
Sementara Kadis PKP I Wayan Sarma mengatakan untuk program ketahanan pangan banyak sektor yang terlibat. Khusus untuk jaringan irigasi di Subak Undisan yang disebutkan rusak, pihaknya akan turun melakukan pendataan.
”Kami segera turun untuk mengetahui kondisi saluran irigasi tersebut,” kata Wayan Sarma. (750)