BANGLI | patrolipost.com – Permasalahan terkait CT Scan di RSU Bangli, anggota DPRD Bangli mendorong untuk melakukan pengadaan CT Scan. Pengadaan alat kesehatan ini bisa menjadi skala prioritas. Setidaknya dibutuhkan anggaran sekitar Rp 12 miliar untuk pengadaan CT Scan. Hal tersebut diungkapkan Ketua Komisi III DPRD Bangli, I Ketut Suastika, Senin (25/11).
Ketut Suastika didampingi I Made Sudiasa dan Gede Tindih, mengatakan alat CT Scan di RSU Bangli sampai saat ini belum bisa difungsikan dikarena izin operasional yang belum keluar. Kondisi ini tentu berimbas pada layanan rumah sakit. Untuk itu, anggota dewan meminta management rumah sakit mengambil langkah tegas.
“Jika memang tidak ada kejelasan, harus ambil langkah tegas. Selama ini untuk CT Scan rumah sakit bekerjasama dengan pihak ketiga, dengan kondisi saat ini bisa bekerjsama dengan pihak lain,” sebutnya usai sidak di RSU Bangli.
Di sisi lain, pihaknya menilai akan lebih baik bila RSU Bangli bisa memiliki alat CT Scan sendiri. Tentu untuk itu perlu segera dilakukan pengadaan alat. Disinggung terkait anggaran, Ketut Suastika menyebutkan anggaran tersedia, dan yang terpenting adalah komitment untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat.
“Dibutuhkan sekitar Rp 12 miliar, dan ini bisa menjadi skala prioritas,” ujarnya.
Sementara itu, Made Sudiasa menambahkan, sebagai rumah sakit tipe B sudah barang tentu diikuti dengan sarana prasana yang memadai.
“Sebagai rumah sakit tipe B, harus terpenuhi SDM, sarana prasana/alat kesehatan. Ketika ada pasien, dokter ada dan alat kesehatan juga ada. Dengan tipe B RSU Bangli diharapkan bisa jadi rumah sakit rujukan untuk Bali Timur. Untuk dapat melayani rujukan maka sarana prasana harus sesuai standart,” tegasnya.
Made Sudiasa mengungkapkan dengan belum keluarnya izin operasional CT Scan sama halnya RSU Bangli tidak memiliki alat tersebut. Sebelumnya pihak RSU Bangli telah bersurat kepada pihak ketiga (penyedia alat) diberikan batas waktu hingga 28 Oktober untuk mengurus izin, tapi nyatanya sampai saat ini belum keluar. Disebutkan bahwa belum keluarnya izin tersebut karena ada space alat yang tidak sesuai. Tidak hanya soal CT Scan anggota dewan juga menyoroti alat Ortopedi.
Sementara itu, Gede Tindih menambahkan, agar Bupati Bangli bisa melakukan evaluasi managemen rumah sakit. Terlebih lagi layanan di RSU Bangli yang acap kali menuai keluhan. “Harus dilakukan evaluasi dan penataan, jika tujuan untuk menjadi rumah sakit rujukan. Selain alat yang belum lengkap, kita juga membutuhkan tenaga teknisi elektromedis,” imbuhnya. (750)