YERUSALEM | patrolipost.com – Dua penyerang Palestina melepaskan tembakan ke halte bus pada jam sibuk pagi hari di pintu masuk Yerusalem, menewaskan sedikitnya tiga orang pada Kamis (30/11/2023). Menurut Polisi Israel, kedua penyerang telah “dinetralisir”.
“Peristiwa ini membuktikan sekali lagi bagaimana kita tidak boleh menunjukkan kelemahan, kita harus berbicara dengan Hamas hanya melalui teropong (senapan), hanya melalui perang,” kata Menteri Keamanan Nasional sayap kanan, Itamar Ben-Gvir di lokasi serangan.
Hamas mengatakan para penyerang adalah anggotanya, dan sayap bersenjatanya mengaku bertanggung jawab atas serangan itu sebagai tanggapan atas kejahatan pendudukan yang membunuh anak-anak dan perempuan di Gaza.
Namun tidak ada pihak yang menganggap serangan itu sebagai penolakan eksplisit terhadap gencatan senjata. Seorang pejabat Palestina yang akrab dengan perundingan gencatan senjata mengatakan bahwa ketentuan-ketentuan dalam perjanjian tersebut tidak berlaku untuk apa yang ia anggap sebagai respons terhadap serangan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem.
Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas, yang menguasai Gaza, sebagai tanggapan atas amukan kelompok militan tersebut pada 7 Oktober, ketika Israel mengatakan orang-orang bersenjata membunuh 1.200 orang dan menyandera 240 orang.
Hingga gencatan senjata tercapai, Israel membombardir wilayah tersebut selama tujuh minggu. Otoritas kesehatan Palestina yang dianggap dapat diandalkan oleh PBB mengatakan lebih dari 15.000 warga Gaza telah dipastikan tewas, sekitar 40% di antaranya adalah anak-anak. Sebanyak 6.500 lainnya hilang, banyak yang dikhawatirkan masih terkubur di bawah reruntuhan. (pp04)