KERMAN | patrolipost.com – Peringatan empat tahun wafatnya Jenderal Qassem Soleimani berujung petaka. Sebanyak 103 orang tewas dan 141 cedera setelah dua ledakan menghantam kota Kerman di Iran Tenggara saat massa tengah berziarah.
Jenderal Qassem Soleimani merupakan asli penduduk Provinsi Kerman, dimakamkan di Astana Para Syuhada di ibu kota provinsi itu yang juga bernama Kerman. Soleimani dibunuh di Irak oleh drone Amerika Serikat pada 3 Januari 2020.
Menurut Kantor berita Iran (IRNA), Wakil Gubernur Provinsi Kerman, Rahman Jalali memastikan kedua ledakan di Astana Para Syuhada sebagai ulah para teroris.
Sementara itu, pemimpin spritual Iran, Ayatollah Khamenei menyatakan Iran akan menuntut keadaan kepada para pelaku serangan itu.
“Musuh-musuh keji nan kriminal bangsa Iran sekali menciptakan tragedi langsung membuat sejumlah orang mati syahid,” kata Khamenei seperti dikutip kantor berita IRNA, Kamis (4/1/2024).
Lanjut Ayatollah Khamenei, para pelaku pasti akan mendapat hukuman yang adil dan balasan keras atas tragedi yang mengakibatkan tewasnya ratusan orang.
Sementara itu media The Guardian mengungkapkan serangan itu terjadi saat Timur Tengah sedang dalam situasi genting seperti pertempuran sengit antara Hamas dan Israel yang terus berkecamuk di Gaza, serangan drone Israel di Beirut, Lebanon, yang terjadi setelah serangan serupa terhadap seorang petinggi militer Iran yang tengah berada di Damaskus, Suriah.
Namun, The Guardian menepis jika Israel berada di balik serangan di Kerman tersebut. Alasannya, media harian Inggris tersebut sebelumnya mempelajari karakteristik serangan Israel terhadap target-target Iran sebelumnya.
Karakteristik serangan Israel, menurut Guardian, selalu menargetkan tokoh-tokoh penting dalam militer dan sains Iran. Menyerang warga sipil dalam jumlah banyak seperti yang terjadi di Kerman biasanya dilakukan kelompok teroris. (pp04)