DENPASAR | patrolipost.com – Setelah sekian lama tidak bekerja karena sepinya wisatawan asing ke Bali akibat imbas dari pandemi Covid-19, masa Pilkada ditengah ditengah situasi pandemi global membawa berkah tersendiri bagi usaha sewa mobil tua di Bali. Pasalnya, tak sedikit dari partai politik yang memanfaatkan kendaraan tua untuk mendukung calonnya melaksanakan kegiatan pilkada.
Iring – iringan mobil tua tampak mewarnai kegiatan dari masing – masing pasangan calon peserta Pilkada tahun 2020 yang diusung partai politik di Bali. Dengan mengendarai mobil tua, para pendukung dan simpatisan parpol pun ikut serta meramaikan kegiatan dari pasangan calon.
Dilihat dari jenisnya, mobil dengan kap terbuka menjadi pilihan favorit yang disewa parpol. Salah satunya adalah mobil VW Safari. Dimana pada sebelum pandemi, mobil ini sering digunakan turis asing berwisata keliling Bali. Namun kini banyak dipesan untuk mendukung kegiatan Pilkada.
Ngurah Raka Diputra, Ketua Komunitas Mobil Tua VW Safari beberapa waktu lalu mengatakan bahwa saat ini mobil tua banyak dijadikan kendaraan pendukung pasangan calon dalam mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal ini cukup membantu pendapatan para pemilik mobil tua yang terpuruk karena tidak ada wisatawan yang menyewa kendaraannya.
Ia mengakui, meskipun dibayar dengan tarif sewa yang lebih murah dibandingkan dengan tarif ketika mengantarkan wisatawan asing keliling Bali. Namun para sopir yang juga sebagai pemilik langsung mobil safari tua ini merasa sangat bersyukur. “Dari hasil sewa mobil di masa Pilkada ini kami bisa sedikit memperoleh penghasilan. Setelah sekian lama tidak bekerja karena sepinya wisatawan asing ke Bali akibat imbas dari pandemi Covid-19,” terangnya.
Sementara itu Ketut Karta, salah seorang sopir mobil tua mengatakan jika sebelum pandemi tepatnya saat high season atau musim berwisata di Bali, penghasilan dari mengantar wisatawan dengan mobil safari tua mencapai Rp 8 hingga Rp 9 juta per bulan.
“Pendapatan tersebut dihitung atas tarif sewa mobil sebesar Rp 600 hingga Rp 700 ribu sehari. Namun sejak Covid-19 mewabah di Bali pada awal Maret lalu kami para supir kendaraan wisata lebih banyak beraktivitas di rumah karena tak ada lagi wisatawan yang memakai jasa kami,” ungkapnya. (811)