BANGLI | patrolipost.com – Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta melaunching penggunaan e-ticketing di kawasan Kintamani, Bangli pada Kamis (17/2/2022). Penggunaan e-ticketing diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan menambah kepercayaan para wisatawan. Bersamaan pula, Bupati Sedana Arta juga meresmikan logo branding pariwisata Bangli.
Launching dihadiri Wakil Bupati Bangli, I Wayan Diar, Sekda Bangli IB Gede Giri Putra, jajaran Forkompinda Bangli, pimpinan OPD, perbekel se-Kecamatan Kintamani, Jro Gede Batur Duuran, Pimpinan BNI Wilayah Bali, NTB dan NTT, BPD Bali Cabang Bangli.
Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta mengatakan wisatawan yang berkunjung ke kawasan Kintamani kini bisa cashless (sistem pembayaran tanpa uang tunai). Untuk penerapan e-ticketing ini Pemkab Bangli bekerjasama dengan Bank BNI dengan Tapcash. Disebutkan wisatawan juga bisa menggunakan Qris.
“Mulai hari ini sudah menggunakan cashless. Memang baru tersedia di satu pintu, namun beberapa hari ke depan seluruh pintu masuk menggunakan e-ticketing,” ungkap Bupati dari PDI-P ini.
Di kawasan Kintamani ini ada 8 titik atau pos retribusi. Setidaknya ada 60 orang petugas pungut yang disiapkan. Sebelum bertugas, telah diberikan pelatihan terlebih dahulu untuk peningkatan layanan bagi wisatawan.
Selain di pos retribusi, nantinya juga akan dilakukan pengawasan di jalur tikus yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk menghindari petugas pungut.
Sebut Sang Nyoman Sedana Arta penerapan e-ticketing ini bisa memberikan pelayanan yang lebih baik, transparan dan akuntabel. Dengan begitu diharapkan lebih banyak wisatawan yang datang ke Bangli.
Sementara untuk besaran retribusi pariwisata sebesar Rp 25.000 bagi wisatawan lokal (dewasa) dan Rp 50.000 bagi wisatawan mancanegara (dewasa).
Lebih lanjut, pihaknya merancang agar ada jalur khusus pariwisata. Bagi masyarakat yang hendak ke Singaraja begitu juga sebaliknya dapat melalui jalur lain. Pihaknya telah bersurat ke Gubernur Bali terkait pemanfaatan jalan provinsi untuk jalan alternatif ke Singaraja.
“Kami sedang merancang jalan ini (Penelokan) jadi jalur pariwisata. Bagi yang tidak berwisata ke Kintamani akan diarahkan ke jalan lain,” ungkapnya.
Diakui pula jika pihaknya sudah melakukan survey dan ada jalan provinsi yang memadai untuk akses ke Singaraja termasuk bisa dilewati kendaraan besar.
Saat ini pariwisata Kintamani dibuka total, namun demikian setiap objek dibatasi jumlah pengunjung yakni 50 persen dari kapasitas. Disinggung terkait target, Bupati Sedana Arta mengaku masih melakukan penghitungan, berkaca pula pada data tahun 2019 sebelum terjadi pandemi Covid-19. Pihaknya pun optimis PAD bisa meningkat dengan penggunaan e-ticketing.
Disisi lain soal logo branding, Bupati Sedana Arta mengatakan branding pariwiata Bangli yakni The Origin of Bali.
Mengandung makna bahwa Kabupaten Bangli yang secara geografis terletak di tengah-tengah Pulau Bali merupakan sarining (pusat) Padmabhuana secara alami dan menjadi representasi Purusha-pradhana sebagai cikal bakal kehidupan. Gunung Batur merupakan simbol dari Purusha dan Danau Batur merupakan aspek Pradhana. Keduanya bertemu secara alami dan menghasilkan sebuah kehidupan. Secara langsung menjadi penopang kelangsungan entitas dan menjadi pusat kekuatan Bali.
Kabupaten Bangli secara historis merupakan asal-usul (origin) peradaban Bali, yang dibuktikan dengan berbagai temuan benda arkeologi dan prasasti peninggalan kerajaan Bali kuno yang menunjukan bahwa kerajaan tertua di Bali yang tercatat dalam sejarah.
Simbol dalam logo branding yakni Gunung Batur sebagai simbol Purusha (maskulin) dalam filosofi penciptaan alam semesta, merupakan perlambang bapa akasa (langit). Danau Batur sebagai simbol Pradhana (feminine) dalam filosofi penciptaan alam semesta, sebagai perlambang ibu pertiwi (bumi).
Dewi Danu sebagai Dewi Kesuburan, Dewi Kemakmuran, dan Dewi Cinta Kasih dalam mitologi masyarakat Hindu Bali serta bunga Pucuk Bang adalah Bunga Maskot Kabupaten Bangli, simbol semangat, keberanian, taksu dan kewibawaan.
“Dalam logo terdapat juga warna-warna yang memiliki arti seperti warna hijau yang dimaknai keativitas, ramah alam, dan keselarasan,” jelasnya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bangli, I Wayan Sugiartha mengatakan kegiatan yang dilaksanakan kali ini meliputi launching e-ticketing pariwisata di kawasan Kintamani serta launching logo branding pariwisata Bangli.
Kata pejabat asal Tabanan ini, penerapan e-ticketing ini sebagai upaya meningkatkan pelayanan kepada wisatawan. Selain itu memulihkan citra pariwisata Bangli. Sedangkan untuk logo branding ini tujuan untuk menciptakan citra baru pariwisata Bangli, dengan harapan dapat meningkatkan perekonomian. (750)