BANGLI | patrolipost.com – Naas benar nasib I Nengah Muada, pria asal Banjar Ulun Danu Desa Songan B Kecamatan Kintamani, Bangli ini ditemukan meninggal dunia karena tenggelam di Danau Batur, Senin (12/5/2025) sekira pukul 04.30 Wita. Kuat dugaan korban tenggelam karena penyakit epilepsi yang diderita kambuh saat memeriksa jala perangkap ikan.
Kapolsek Kintamani Kompol I Nengah Sukerna saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut. Dari keterangan saksi awal kejadian bermula sekitar pukul 04.30 Wita korban melakukan aktifitas di Danau Batur.
“Korban bermaksud memeriksa jalan perangkap ikan yang dipasang di seputran Banjar Ulun Danu Desa Songan B. Korban menaiki perahu kecil, jarak antara bibir danau dengan tempat korban memasang jala ikan sekitar 20 meter,” ujar Kompol Sukerna.
Di sisi lain warga I Nyoman Agus Suriawan yang saat itu sedang mengisi bahan bakar perahu boat mendengan suara seperti orang batuk. Karena curiga Agus Suryawan mengarahkan lampu senternya ke arah sumber suara.
”Saksi Agus Suriawan melihat korban berada di atas perahu kecil dengan posisi perahu miring dan kemudian perahu yang dinaiki korban terbalik hingga korban tercebur ke danau dan tenggelam,” kata Kompol Sukerna.
Lanjut Kapolsek melihat kejadian, saksi langsung memeriksa di titik korban tenggelam sambil menghubungi pihak keluarga korban. Beberapa saat kemudian warga bersama –sama petugas melakukan pencarian dengan alat seadanya. Sekitar pukul 07.15 Wita korban ditemukan tenggelam di kedalaman 5 meter di sekitar terbaliknya perahu yang dinaiki korban.
“Korban ditemukan sudah dalam kondisi tidak bernyawa,” ungkap Kompol Sukerna.
Atas kejadian tersebut petugas telah turun melakukan olah TKP dan identifikasi. Selain itu juga telah dilakukan pemeriksaan luar jenazah oleh petugas medis dari Puskesmas Kintamani V. Drai hasil pemeriksaan luar jenazah ditemukan kaku mayat di sendi – sendi besar dan kecil dan lebam mayat di leher belakang, punggung dan bokong. Tidak di temukan tanda-tanda pembusukan serta tidak ditemukan tanda-tanda akibat kekerasan pada tubuh korban.
”Kuat dugaan korban tenggelam karena penyakit eplilepsi kambuh dan pihak keluarga korban menyatakan menerima meninggalnya korban sebagai musibah serta menolak untuk dilakukan otopsi mayat,” tegas Kompol Sukerna. (750)