JAKARTA | patrolipost.com – Pengangkatan Abdi Negara Nurdin alias Abdee Slank sebagai komisaris di PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menuai polemik. Kapasitasnya sebagai musisi kerap dipertanyakan ketika menjalankan tugasnya.
Menteri BUMN Erick Thohir pun akhirnya buka suara mengenai penunjukan Abdee Slank sebagai komisaris. Menurut Erick, hal itu sebagai bentuk keberpihakan pada konten lokal.
“Kemarin, yang selalu challange ke saya, kenapa juga ada perwakilan dari masyarakat dari musisi, saya tidak mau ngomong individu, musisi, apa salahanya sekarang Telkom Telkomsel berpihak pada konten lokal?” katanya dilansir, Kamis (3/6/2021).
Menurutnya, persaingan ke depan akan semakin ketat. Ia pun mengajak semua pijak untuk membangun konten lokal. Itu juga menjadi alasannya untuk mengubah arah PFN menjadi lembaga pembiayaan film bukan sebagai produsen film.
“Kita jangan bohongi diri, dengan ada Netflix, Disney+ apakah ktia harus anti, nggak. Tapi ayo dong bangun konten lokal yang namanya Telkom Telkomsel harus jadi agregator konten lokal. Kenapa kita juga bangun ekosistem PFN menjadi lembaga pembiayaan film bukan lembaga buat film, kenapa, kalau PFN jadi lembaga pembuatan film sama saja membunuh,” paparnya,
Menurutnya, pengangkatan Abdee Slank itu pasti ada kontroversinya. Meski demikian, dia juga menuturkan, hal ini juga menunjukan jika musisi naik kelas.
“Nah ini yang saya harapkan tadi, konteks-konteks pengangkatan itu pasti ada kotroversinya tapi percayakan pasti kami juga berbuat yang terbaik. Jangan hanya dilihat tadi negatif dan proaktif, tapi dilihat juga masak musisi Indonesia nggak boleh naik kelas,” katanya.
“Masak nanti kalau suatu hari saya angkat misalnya bintang film yang senior, jangan disangka yang muda, yang senior yang sudah pengalaman kenapa dia juga tidak bisa menjadi bagian dari ekosisitem industri film, dia tahu bagaimana dia pengalamnnya jadi kita harus beri kesempatan,” tambahnya.
Erick Singgung Said Aqil di KAI
Erick pun membandingkan saat dirinya mengangkat KH Said Aqil Siradj menjadi Komisaris Utama (Komut) PT KAI (Persero). Menurutnya, ada masalah sosial yang tidak bisa diselesaikan melalui aspek ekonomi.
“Sama ini ketika saya angkat, dan ini ada pembicaraan khusus dengan tadi Pak KH Said Aqil, sama, orang mikir apa. Tapi lihat dong ketika kami angkat NU juga menjadi bagian membangun ekonomi kita ini hal postif toh memang di industri kereta api itu ada dua isu yang besar, satu sosial, pembebasan lahan LRT, kereta api cepat, isu double track, apakah hanya bisa dijelaskan secara ekonomis? Tidak, harus ada penjelasan sosial,” ujar Erick Thohir
Menurutnya, kehadiran Said Aqil diperlukan untuk membereskan masalah sosial ini. Hal itu pun juga diperlukan untuk membereskan aset-aset KAI yang masih belum maksimal hingga sekarang.
Erick juga membandingkan dengan pengangkatan Chandra Hamzah sebagai Komut BTN. Erick menjelaskan Chandra Hamzah ditunjuk untuk menyelesaikan persoalan hukum di BTN. Sama halnya dengan pengangkatan mantan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo sebagai Komut BNI.
“Pak Agus Marto bayangin dari Gubernur BI, Menkeu mau jadi komut BNI karena semua figur-figur ini percaya transformasi yang ada di Kementerian BUMN dan para BUMN-nya yang tadi. Tujuannya kalau bisa 12 kluster ini seperti perbankan seperti telkom dan memberikan dividen sebanyak-banyaknya supaya Kemenkeu perlu mendapatkan alternatif income yang sekarang punya defisit anggaran besar tidak hanya bergantung dengan pajak tapi ada pemasukan lain,” paparnya. (305/dtc)