MAUMERE | patrolipost.com – Gunung Lewotobi Laki-laki kembali meletus dengan dashyat setelah letusannya beberapa bulan lalu yang mengharuskan penduduk di sekitaran gunung dalam radius yang ditentukan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Letusan baru Lewotobi Laki-laki memuntahkan awan abu setinggi lebih dari 8 kilometer (5 mil) Kamis 20/3/2025) malam.
Akibatnya, penerbangan Internasional seperti dari Australia menuju Bali pun dibatalkan karena abu vulkanik.
Letusan besar gunung berapi di provinsi Nusa Tenggara Timur itu mengikuti puluhan letusan yang lebih kecil sejak 13 Maret, demikian pernyataan badan geologi nasional.
Seorang juru bicara badan mitigasi bencana mengatakan satu orang terluka selama evakuasi. Dia tidak segera memiliki rincian tentang ukuran atau logistik evakuasi.
Sementara itu, Jetstar, anak perusahaan Qantas Airways (QAN.AX) membatalkan penerbangannya antara Australia dan pulau resor Indonesia Bali pada Jumat pagi karena abu vulkanik, tetapi mengatakan penerbangan diharapkan akan dilanjutkan pada sore hari.
Seorang juru bicara bandara Bali mengatakan bandara itu masih beroperasi, dengan tujuh penerbangan internasional dibatalkan pada Jumat pagi dan beberapa penerbangan domestik ditunda.
Pada bulan November 2024 lalu, letusan Gunung Lewotobi Laki-laki menghujani desa-desa di sekitarnya dengan batu-batu panas dan aliran lava. Setidaknya sembilan orang tewas dan ribuan orang dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Tidak jelas berapa banyak penduduk yang terkena dampak letusan hari Kamis. Pihak berwenang telah mengatakan pada bulan November bahwa mereka bermaksud untuk merelokasi mereka secara permanen.
Badan geologi memperingatkan tentang banjir lava dan mengatakan ada letusan yang lebih kecil pada hari Jumat (21/3/2025) pagi.
Diketahui, Indonesia memiliki hampir 130 gunung berapi aktif dan terletak di “Cincin Api” Pasifik, suatu wilayah dengan aktivitas seismik tinggi di atas berbagai lempeng tektonik.
Daratan Flores yang membentang dari Labuan Bajo hingga Larantuka pun mempunyai gunung berapi aktif di setiap kabupatennya. Oleh karena itu, warga Pulau Flores selalu berada dalam bayang-bayang bencana letusan gunung berapi. (pp04)
