DENPASAR | patrolipost.com – Ekonom Faisal Basri menyebut bangsa Indonesia tidak berani tetapkan target output pendidikan. Menteri Pendidikan Nadiem Makarim diharapkan tidak menjadi pengekor dari Menteri sebelumnya sehingga berani men-chalenge pendidikan Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Faisal Basri dalam Seminar Nasional Keluarga Alumni Universitas Gajahmada (Kagama) V yang diselenggarakan di Grand Inna Bali Beach, Kamis (15/11/2019). Seminar nasional ini dikemas dengan tema “Kesiapan SDM Indonesia Hadapi Revolusi Industri 4.0 sebagai bentuk Road Map Pembangunan SDM Indonesia”.
Target output pendidikan, kata Faisal perlu dibuat agar tujuan atau sasaran pendidikan itu jelas sehingga jelas pula langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapainya.
“Bangsa ini tidak berani menetapkan target output pendidikan itu apa. Sampai sekarang kan enggak ada,” ujarnya.
Untuk mencapai target pendidikan, Faisal mengajak peserta yang terdiri dari akademisi, praktisi, mahasiswa dan masyarakat umum membuat road map untuk 10 tahun ke depan dengan target mencapai rata-rata pendidikan tingkat ASEAN.
“Saya ngajak, yuk kita bikin road map, katakanlah untuk 10 tahun ke depan kita harus mencapai rerata ASEAN,” paparnya.
Sebelumnya, Faisal juga menyampaikan bahwa kualitas GII (Global Inovation Indeks) Indonesia turun dan jauh tertinggal dari Vetnam. Tahun 2007 ranking GII Indonesia 48, kemudian di tahun 2017 turun menduduki peringkat ke- 87, jauh dibandingkan dengan Vietnam yang mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 Vietnam menduduki peringkat 65, sedangkan 2017 berada di peringkat 47.
“Jadi Vietnam naik, kita turun. Tidak sekadar rendah, tapi trennya turun,” ungkapnya.
Faisal berharap, Menteri Pendikan Nadiem Makarim berani menentukan target pendidikan. Diharapkan Nadiem berani menchalange Pendidikan Indonesia.
“Saya berharap orang seperti Nadiem Makarim tidak lagi meniru menteri-menteri pendidikan yang tidak berani menentukan target pendidikan,” pungkasnya.
Selain Faisal Basri sebagai pengamat ekonomi, seminar ini juga narasumber yang kompeten di bidangnya yakni Rektor UGM Panut Mulyana, Rektor Unud Raka Sudewi, Ekonom CORE Indonesia, Hendri Saparini, dan CEO Ruangguru Adamas Belva Syah Devara. (cr01)