LABUAN BAJO | patrolipost.com – Prosesi perarakan Patung Bunda Maria Asumpta Nusantara menjadi salah satu rangkaian dalam gelaran Festival Golo Koe 2024. Prosesi ini ternyata mampu menarik kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan Nusantara.
Kurang lebih 50 wisatawan asal Jakarta datang secara khusus hanya untuk mengikuti prosesi perarakan patung Bunda Maria Asumpta Nusantara yang digelar Rabu (14/8/2024) sore.
“Kami ikut perarakan dari gereja menuju ke pantai kemudian sebagian ikut menggunakan kapal. Ini sangat mengesankan sekali. Kami berasal dari beberapa paroki di Jakarta, Bekasi dan Tanggerang. Ke Labuan Bajo khusus untuk mengikuti festival ini,” ujar Endang.
Endang menyebut sebelumnya Ia juga pernah mengikuti prosesi keagamaan serupa di Larantuka. Namun, pengalaman mengikuti perarakan Patung Bunda Maria dalam gelaran Festival Golo Koe 2024 sangat berkesan baginya.
“luar biasa, karena ini pengalaman pertama bagi kami mengikuti Festival Golo Koe, kami nggak menyangka bahwa luar biasa sekali. Kami baru pernah mengalami di Semana Santa (Larantuka) di malam hari, ini ternyata terjadi di siang hari dan bagus sekali,” sebutnya.
Sementara Pegi, wisatawan lainnya menuturkan baru pertama kali mengikuti rangkaian prosesi religi ini meski sebelumnya telah mengetahui gelaran Festival Golo Koe tahun tahun sebelumnya dari media sosial.
“Tahun tahun Sebelumnya kami memang pernah tau ada festival ini, tapi tahun ini sangat berkesan karena, namanya Patung Bunda Maria Asumpta Nusantara akan diarak, itu menarik sekali menurut saya,” sebutnya.
Keduanya pun menyebut akan kembali mengikuti gelaran Festival Golo Koe tahun berikutnya dengan mengajak keluarga dan sahabat lainnya.
“Secara pribadi tentu ingin kembali dan mengajak grup yang lain. Anggota yang lama juga akan tetap diajak,” ujar Endang.
Prosesi Perarakan Patung Bunda Maria sendiri melibatkan ribuan umat Katolik yang berasal dari wilayah Keuskupan Ruteng dan Labuan Bajo. Prosesi perarakan dimulai dari Gereja Stella Maris dilanjutkan dengan proses laut mengantar Patung Bunda Maria Asumpta dengan menggunakan kapal pinisi mengitari kawasan perairan Labuan Bajo.
Prosesi laut ini juga melibatkan puluhan perahu kecil (Ketinting) yang dihiasi dengan bendera merah putih serta sejumlah perahu wisata yang mengangkut para peziarah. Sementara puluhan petugas gabungan TNI/ Polri, Basarnas, Pol Air, KSOP Labuan Bajo juga turut mengamankan prosesi ini.
Dari laut, Patung Bunda Maria kemudian diarak menuju Kawasan Marina Waterfront yang juga disambut dengan tarian adat Bajawa, Kabupaten Ngada dan diantar menuju Gua Maria Golo Koe dengan melewati sejumlah ruas jalan dalam kota Labuan Bajo.
Sementara Uskup Keuskupan Ruteng, Monsinyur (Mgr) Siprianus Hormat menyampaikan prosesi Perarakan Patung Bunda Maria Asumpta Nusantara merupakan salah satu bagian penting dalam perayaan Festival Golo Koe.
Memasuki tahun ketiga, penyelenggaraan Festival Golo Koe sebut Siprianus merupakan buah kerinduan umat Katolik Keuskupan Ruteng untuk berdevosi kepada Bunda Maria.
“Ini kita mulai 3 tahun lalu, berangkat dari kekayaan iman devosional yang ada pada diri umat kita di sini. Kami melihat bahwa umat punya kerinduan, kerinduan untuk melakukan festival besar seperti ini terutama devosional kepada bunda Maria,” ujar Siprianus.
Proses perarakan di laut dan darat kata Siprianus merupakan wujud nyata kerinduan iman umat Katolik atas segala kekayaan alam yang patut disyukuri.
“Kita punya makna, seperti kalian lihat patung Bunda Maria dari darat diarak ke laut kemudian kembali ke darat lagi, dengan satu makna iman bahwa Bunda Maria mengangkat semua kerinduan dari umat yang ada disini baik yang di darat maupun di laut. Dia juga ingin memberkati semua yang di darat dan di laut. Sehingga akhirnya kenapa kita memilih Bunda Maria Asumpta Nusantara ini,” sebutnya.
Selain itu, Festival Golo Koe Lanjut Siprianus juga menjadi kontribusi Keuskupan Ruteng dalam mendukung keberadaan pariwisata yang berkelanjutan dengan menghadirkan pariwisata yang inklusif, berbudaya, religius dan mensejahterakan masyarakat.
“Kemudian kita melihat bahwa ini juga menjadi bagian kontribusi gereja terhadap pariwisata yang lagi marak di Labuan Bajo, kita ingin gereja tidak hanya menjadi penonton tapi gereja terlibat dengan caranya yakni wisata religi,” tutupnya.
Penyelenggaraan Festival Golo Koe 2024 selain menampilkan unsur religi juga mengakomodir produk produk lokal milik 170 UMKM yang berasal dari paroki se- Keuskupan Ruteng dan Keuskupan Labuan Bajo serta UMKM dari Kabupaten Nagekeo dan Kabupaten Sikka.
Festival ini juga menampilkan unsur seni dan budaya melalui gelaran Karnaval Budaya Nusantara, pementasan seni dan budaya dari puluhan sanggar tari lintas etnis, pelajar sekolah dan paguyuban lintas etnis, konser musik, serta kegiatan peduli lingkungan. Festival ini mulai diselenggarakan pada 10 Agustus 2024 dan akan berakhir pada 15 Agustus 2024. (334)