SURABAYA | patrolipost.com – Terminal Purabaya masih beroperasi. Meski begitu, beberapa perusahaan otobus (PO) memilih mengandangkan seluruh armadanya. Selain sepi penumpang, ketentuan yang tumpang-tindih membuat perusahaan memilih berhenti sementara daripada merugi.
Wakil Ketua DPD Organda Jatim Firmansyah Mustafa mengatakan, menurut informasi yang diperoleh, saat ini ada lima PO di Purabaya yang berhenti beroperasi. Situasi yang serbasulit membuat perusahaan tidak ingin ambil risiko. ’’PO saya, Manggala, per hari Senin juga termasuk yang menghentikan seluruh armada,’’ ucapnya.
Bus jurusan Surabaya−Malang dan Surabaya−Denpasar itu memilih berhenti melayani penumpang sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Firmansyah menyebut sudah sebulan belakangan ini banyak perusahaan bus yang tidak meraup untung. Penumpang semakin hari semakin sepi. Padahal, biaya operasional seperti memberi solar tetap sama. Akibatnya, keuntungan jarang didapat.
Soal lain yang membuat perusahaan enggan beroperasi adalah adanya kekhawatiran terkait pemeriksaan di batas-batas kabupaten atau provinsi. Di satu sisi, terminal masih dioperasikan. Di sisi lain, armada diperiksa dan disuruh balik ke asal keberangkatan ketika narik. ’’Selain merugikan armada, jelas ini merugikan para penumpang. Mereka mau pulang, tapi akhirnya suruh balik,’’ ucapnya.
Kebijakan tersebut, menurut organda, jelas membingungkan. Karena itu, Firmansyah berharap ada kebijakan tegas dari pemerintah. Organda pun siap jika terminal diberhentikan. Tujuannya, Covid-19 segera berhenti. Jadi, perekonomian, termasuk transportasi, bisa kembali berjalan normal. Kru bus dan armada bisa segera mendapatkan nafkah serta keuntungan.
’’Misalnya, kalau ditutup, ada bantuan sembako ke kru bus. Tentu sangat membantu,’’ jelasnya. Dia juga menunggu realisasi dari Pemprov Jatim yang kabarnya membantu para sopir dan kru. Organda sebelumnya diminta menyerahkan data anggotanya yang tersebar di seluruh Jatim ke Pemprov. Namun, belum ada tindak lanjut.
Terkait dengan kondisi di lapangan saat ini, Firmansyah mengatakan, beberapa trayek bus telah menetapkan tarif lebih tinggi. Tujuannya, menyesuaikan ongkos operasional. Kru bus sebelum keberangkatan menyosialisasikan ke penumpang bahwa ada kenaikan. ’’Kami pastikan kenaikannya juga tidak banyak dari tarif normal,’’ ucapnya.
Kasubnit Terminal Purabaya Imam Hidayat mengatakan, hingga kemarin Terminal Purabaya masih beroperasi. Namun, dia belum bisa memastikan apakah pada 28 April, ketika PSBB mulai diterapkan, terminal masih melayani penumpang. ’’Kami masih menunggu instruksi pimpinan,’’ jelasnya.
Disinggung soal adanya beberapa PO yang memilih menyetop armada, Imam mengatakan tidak mempermasalahkan. Semua keputusan bergantung tiap PO. ’’Itu urusan PO sendiri,’’ jelasnya.(305/jpc)