SEMARAPURA | patrolipost.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung dalam setahun belakangan ini dinilai ‘gagal’ mengelola Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Gema Santi. TOSS yang berada di Dusun Karangdadi, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, kondisinya kini tidak terawat. Sampah tampak menumpuk.
Pantauan di lokasi TOSS Gema Santi, Jumat (24/1/2025), sampah tidak saja menggunung di dalam ruangan, Blok A, Blok B dan Blok C. Sampah juga menumpuk di luar bangunan.
Koordinator lapanganTOSS Gema Santi, Desy pihaknya kewalahan mengelola sampah yang masuk ke TOSS Gema Santi, sejak keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sente ditutup. Selain karena volume sampah yang masuk ke TOSS mencapai 26 ton setiap harinya, sampah yang masuk tidak dipilah.
Sehingga menyulitkan petugas di TOSS Gema Santi. Belum lagi jumlah petugas pilah sampah hanya 30 orang.
“Kami kewalahan mengelola sampah di sini, semenjak TPA Sente ditutup. Sampah yang masuk ke sini setiap harinya 26 ton lebih, dengan komposisi 50 persen sampah organik dan 50 persen sampah anorganik,” ungkap Desy ditemui di lokasi TOSS, Jumat (24/1/2025).
Kondisi TOSS Gema Santi saat ini justru berbalik dengan kondisi sebelumnya, dimana sebelumnya tidak pernah ada sampah menumpuk di TOSS Gema Santi. Bahkan lokasi itu kerap dijadikan lokasi pelantikan oleh bupati ketika itu, I Nyoman Suwirta.
Bahkan, TOSS Gema Santi mengukir prestasi tingkat nasional dengan meraih penghargaan inovasi daerah. Sejak itu TOSS Gema Santi menjadi lokasi rujukan percontohan penanganan sampah dan studi tiru sejumlah kabupaten dan daerah lain di tanah air.
Ironisnya, di tengah persoalan sampah semakin runyam di Klungkung, justru Pj Bupati Klungkung, I Nyoman Jendrika bersama 50 pejabat di lingkungan Pemkab termasuk Kejari, mengadakan studi tiru ke Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kunjungan beramai-ramai tersebut tak pelak memantik kritik dari masyarakat dan warganet yang menuding kunjungan secara ‘bedol desa’ ini tidak efektif dan sia-sia.
Salah seorang warga Kusamba, Ketut S juga menuding kunjungan itu tidak efektif. Karena banyak organisasi perangkat daerah (OPD) yang tidak ada hubungannya dengan penanganan sampah malah justru ikut dalam rombongan.
“Kita tunggu hasil kunjungan mereka ke Balikpapan. Apa manfaatnya untuk penanganan sampah di Klungkung,” ungkapnya. (855)