JAKARTA | patrolipost.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Jawa Timur menyelenggarakan Gaung Sakala Bhumi Majapahit.
Gelaran ini dilaksanakan untuk memperingati hari jadi Majapahit ke-730, yang bertepatan dengan penobatan Raden Wijaya sebagai raja pertama Majapahit.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Fitra Arda mengatakan, kegiatan tahunan ini dapat menjadi sebuah memoar dan edukasi sejarah kemegahan Kerajaan Majapahit di masa lampau.
“Saya mengapresiasi kegiatan Gaung Sakala Bhumi Majapahit yang dapat kita jadikan sebagai pelajaran sejarah sekaligus menjadi pengingat bahwa Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang besar dan megah di Nusantara kala itu,” jelas Fitra di Jakarta (3/11/2023) lalu.
Melalui kegaiatan Gaung Sakala Bhumi Majapahit, Fitra mengajak seluruh masyarakat untuk terus merawat serta melestarikan berbagai peninggalan Kerajaan Majapahit sebagai bentuk menghargai warisan leluhur bangsa.
“Dengan begitu, maka kita telah bergotong royong dalam pemajuan kebudayaan Indonesia,” ucapnya.
Sementara itu, peringatan hari lahir Majapahit ke-730 yang bertema ‘Merawat Peradaban Majapahit’ merupakan komitmen untuk menjaga keberadaan serta menumbuhkembangkan Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Trowulan, dan Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) di kawasan situs Majapahit yang berdasar pada potensi kebudayaannya.
Kegiatan ini diawali dengan Lomba E komik dan Lomba Foto, serta Jelajah Situs dan Ekspresi Budaya di Pondok Indah Mall dengan melibatkan 46 sekolah dan 650 siswa yang dilaksanakan pada 19, 25, 26, dan 31 Oktober 2023.
Sabtu, 4 November telah dilaksanakan Pemutaran Film dan Pertunjukan Musik Opera Majapahit Gayatri Sang Sri Rajapatni, Festival Cahaya, sekaligus Pembukaan Gaung Sakala Bhumi Majapahit yang merupakan hasil kolaborasi dengan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media.
Selanjutnya kegiatan akan dimulai kembali pada tanggal 11 dan 12 November 2023 dengan berbagai aktivitas berupa pasar rakyat (diisi dari desa sekitar dan UMKM), pemutaran Bioling, Dialog Budaya, Pameran, Adi Budaya On Air, Dolanan Tradisional, serta Gelar Budaya Majapahit (diisi dari Kabupaten/Kota sekitar). (pp03)