TABANAN | patrolipost.com – Menyelenggarakan pameran bagi seniman, merupakan sebuah bentuk tanggung jawab dalam proses berkarya. Hal ini juga dilakukan oleh seniman I Gede Made Surya Darma, yang menyelenggarakan pameran pada 7 Maret 2022. Pameran yang diorganize oleh Lepud Art Management dan Neftipedia ini bertajuk ‘Fusion’.
Namun, ada yang khusus dari pamerannya kali ini. Pasalnya ia menyelenggarakan pameran bertepatan dengan hari pernikahannya dengan sang pujaan hati, Ni Luh Wanda Putri Pradanti.
Selama ini Surya menampilkan karya lukisan bertemakan buah-buahan, serta performance art yang merespon isu sosial dan lingkungan. Kali ini ia pun menampilkan karya performatif berupa foto eksperimental dengan buah dan sayuran yang diupload sebagai karya NFT (Non-Fungible Tokens).
Diorganisir oleh Lepud Art Manajemen dan bekerjasama Neftipedia, karya-karya NFTnya diunggah sebagai karya. Dalam karya ini, Surya berkolaborasi dengan istrinya yang merupakan seniman ventriloquist dan pendongeng, Wanda. Ia juga berkolaborasi dengan seniman fotografi dan videografi, Robert Surya Batafor dan Dandy Salvira.
Dalam pameran yang diberi tema Fusion ini, Surya dan Wanda menggambarkan tentang pemaknaan mereka terhadap pertemuan, pertumbuhan diri, karya, dan pernikahan. Dalam karyanya, Surya tampak menggunakan pakaian kasual berwarna hitam, sedangkan Wanda mengenakan pakaian serba putih.
Konsep hitam dan putih ini diambil sebagai simbol pertumbuhan diri.
“Putih adalah lambang cahaya dan kemilau kehidupan, sedangkan hitam adalah lambang bayang-bayang, yang nampak tidak bermanfaat dan menyeramkan, namun menyimpan potensi besar yang belum muncul di permukaan,” jelas Surya Darma, Senin (7/3/2022).
Ini bermakna bahwa pertumbuhan tidak selamanya memunculkan hal-hal menyenangkan. Hal yang tidak menyenangkan pun harus diterima dan disambut, sebagai pesan bahwa ada perbaikan dalam hidup yang harus dilakukan.
“Semakin kita bekerja untuk memperbaiki hal-hal yang kurang di dalam diri, semakin baik pula kehidupan yang kita jalani,” imbuhnya.
Sebagai hiasan di kepala, Wanda nampak mengenakan gelung agung, sedangkan Surya mengenakan udeng. Ini merupakan sebuah simbol euforia pernikahan yang penuh gemerlap, layaknya orang-orang Bali kenakan. Gelung yang ditabrakkan dengan pakaian kasual ini pun memberi pesan bahwa semodern apapun perilaku kita, pemikiran kita tetap berpijak kepada budaya dan lokalitas sebagai orang Bali.
Dalam setiap foto berisi keterangan tentang pesan-pesan dan pemaknaan mereka terhadap pernikahan, juga perjalanan mereka bagaimana mereka bertemu, berkolaborasi, menumbuhkan cinta, hingga akhirnya berkarya bersama, tidak hanya dalam batas profesional, namun juga sebagai pasangan yang dikukuhkan dalam sebuah ikatan pernikahan.
Sebagaimana tema pameran ini, fusion, yaitu penggabungan dua hal menjadi satu hal yang baru. Menariknya, sesaat setelah pengunggahan karya ke aplikasi Neftipedia, karya NFT berjudul Black langsung terjual. (pp03)