Geger! Varian Baru Covid “FLiRT” di Singapura, Ini Gejalanya

covid 33333
Orang-orang berjalan di distrik Kreta Ayer Singapura yang dikenal sebagai Chinatown, Varian baru Covid kini mulai merebak di Singapura. (ist)

JAKARTA | patrolipost.com – Belakangan ini tengah heboh lonjakan kasus Covid-19 di Singapura. Varian baru itu disebut “FLiRT”. Data kementerian kesehatan Singapura (MOH) tanggal 5 sampai 11 Mei, kasus Covid-19 di Singapura naik dua kali lipat menjadi 25.900 kasus.

Strait Times menulis jumlah orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 di Negeri Kota itu juga telah meningkat. Tercatat hingga akhir pekan MOH menyebut menjadi sekitar 280 orang telah dirawat selama seminggu terakhir.

Menanggapi hal ini, pemerintah Singapura kembali menyerukan warganya, terutama kelompok rentan untuk kembali melakukan vaksinasi tambahan dan memakai masker.

“Lakukan vaksinasi setahun sekali, terutama jika Anda sudah lanjut usia,” katanya dikutip Strait Times beberapa waktu lalu.

Ledakan Covid-19 Singapura terjadi karena varian FLiRT dengan sub-varian KP.1 dan KP.2. Data yang ada menunjukkan bahwa lebih dari dua pertiga kasus Covid-19 di Singapura terdiri dari KP.1 dan KP.2.

Para ilmuwan menyebut KP.1 dan KP.2 termasuk dalam kelompok varian Covid-19 FLiRT. Sesuai dengan nama teknis mutasinya, strain di FLiRT semuanya merupakan keturunan varian JN.1, cabang dari varian Omicron.

Varian JN.1 menyebar dengan cepat ke seluruh dunia beberapa bulan lalu dan bertanggung jawab atas gelombang Covid-19 di Singapura pada Desember 2023 lalu. Namun strain KP.2 disebut tampaknya menyebar lebih cepat dibandingkan KP.1.

Pada Mei 2024, KP.2 diklasifikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai “Varian Dalam Pemantauan”. Hal ini memberikan sinyal kepada otoritas kesehatan masyarakat bahwa varian Covid-19 mungkin memerlukan perhatian dan pemantauan yang diprioritaskan.

KP.2 sendiri pertama kali terdeteksi di India pada awal Januari. Sejak itu, virus ini menjadi jenis virus yang dominan di Amerika Serikat (AS) menyumbang sekitar 28 persen infeksi di negara tersebut pada pertengahan Mei.

Sebagai negara tetangga, kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap gejala yang dialami oleh penderita.

Di Indonesia sendiri, terdapat sekitar lima varian Covid-19 yang pernah terjadi sejak Covid-19 masuk pada 2020, yakni Alpha, Delta, Omicron, Eris, dan Arcturus. (305/cbc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.