Gempar! Wajah Jokowi Bercak, Sakit Apa? Begini Penjelasan Ajudan

jokowi 222222
Wajah Jokowi bercak dan gelap, diduga mengalami peradangan akibat alergi kulit. (ist)

BANDUNG | patrolipost.com – Joko Widodo atau Jokowi saat ini sedang mengalami penyakit yang tidak biasa. Hal yang sangat terlihat dari gangguan kesehatannya ini adalah kulit pada wajahnya yang berbeda warna.
Kondisi Jokowi ini pun banyak dibahas hingga menjadi ramai diperbincangkan. Sebenarnya Jokowi sakit apa?

Dirangkum dari berbagai sumber, kondisi kulit yang berubah ini terjadi sepulang dari Vatikan. Adapun lawatan Jokowi ke Vatikan ini dalam rangka menghadiri pemakaman pemimpin umat Katolik sedunia Paus Fransiskus di Vatikan sebagai utusan dari Presiden Prabowo Subianto.

Jokowi berangkat pada 24 April lalu bersama 2 orang dari Kabinet Merah Putih dan seorang mantan menteri. Paus Fransiskus meninggal pada Senin, 21 April 2025 dan prosesi pemakaman digelar pada Sabtu (26/4).

Sepulang dari Vatikan Jokowi pun mulai mengalami alergi. Hal ini diungkap Ajudan Jokowi, Kompol Syarif Fitriansyah saat menjawab absennya Jokowi di upacara Hari Lahir Pancasila di Jakarta 1 Juni 2025.

“Bapak saat ini sedang pemulihan dari alergi kulit. Pascapulang dari Vatikan,” kata Syarif di Sumber, Banjarsari, Solo, Kamis (5/6/2025)

Cuaca di Vatikan yang berbeda diduga menjadi faktor utama. Pulang ke Indonesia, Jokowi pun mengalami penyesuaian.

Saat itu banyak yang menduga Jokowi sakit autoimun. Namun hal itu ditampik Syarif yang menjelaskan jika Jokowi bukan mengalami sakit berat. Ia telah ditangani dokter dan bahkan bisa berkegiatan seperti bersepeda saat car free day.

Muncul Saat Ultah
Kondisi Jokowi kembali menjadi sorotan saat ia muncul untuk merayakan ulang tahun ke-64 pada Sabtu (21/6/2025). Sejumlah warga mendatangi rumahnya untuk menyampaikan ucapan selamat ulang tahun dan juga memberikan doa atas kesembuhannya.

Saat itu Jokowi keluar bersama istriya Iriana keluar dari rumah didampingi ketiga adiknya. Saat itu kondisi wajah Jokowi dengan warna yang berbeda pun jadi perhatian.

Masih dari keterangan Ajudan Jokowi Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah memang ada perubahan secara pada fisik Jokowi, terutama di bagian wajah. Namun di luar itu, kondisi kesehatan Jokowi tidak begitu serius. Jokowi hanya mengalami peradangan akibat alergi kulit.

“Kalau memang secara visual kita bisa lihat ya kulit Bapak memang agak berubah. Tapi secara fisik, memang secara fisik oke beliau. Nggak ada masalah,” kata Syarif, Minggu (22/6/2025).

Usai kemunculannya kembali, Jokowi pun banyak dibahas lagi. Di media sosial ramai disebut Jokowi sakit kulit karena penyakit autoimun Stevens-Johnson Syndrome (SJS).

Namun Syarif tidak menyatakan jika yang memiliki kapasitas lebih jauh tentang penyakit Jokowi adalah dokter.

“Nah, itu (kemungkinan SJS) mungkin dokter nanti yang lebih detail menjelaskan,” tuturnya.

Sedang dalam masa pemulihan, Jokowi tetap menerima kunjungan sejumlah sahabat. Pada Minggu siang, Menteri Koordinator PMK Pratikno datang bersama istri. Usai Pratikno, giliran Penasihat Khusus Presiden Prof Muhadjir Effendy yang hadir.

Namun kedatangan keduanya disebut Syarif hanya kebetulan saja.

“Kan silaturahmi beliau kan ambal warsa. Ya namanya, saya kan pernah menjadi pembantu beliau dua periode, jadi ya silaturahmi,” sambungnya.

Apa Itu Kelainan Kulit SJS
Di luar kondisi Jokowi saat ini, Stevens-Johnson Syndrome (SJS) adalah kelainan kulit dan selaput lendir yang langka dan serius. Biasanya reaksi terhadap obat yang dimulai dengan gejala seperti flu, diikuti dengan ruam yang menyakitkan yang menyebar dan melepuh.

Stevens Johnson Syndrome termasuk sebagai keadaan darurat medis yang biasanya memerlukan rawat inap. Perawatan difokuskan pada penghilangan penyebab, perawatan luka, pengendalian rasa sakit, dan meminimalkan komplikasi saat kulit tumbuh kembali.

Dikutip dari laman John Hopkins, beberapa kelompok orang berisiko lebih tinggi terkena sindrom Stevens-Johnson, termasuk:

Orang-orang yang telah mengalami gejala tertentu setelah mengonsumsi obat-obatan tertentu. Mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Individu dengan AIDS atau HIV. Orang-orang yang menjalani kemoterapi. Mereka yang memiliki anggota keluarga dengan sindrom Stevens-Johnson. Representasi gambar SJS yang menunjukkan permukaan pengelupasan epidermis

Penyebab Sindrom Stevens-Johnson
Penyebab paling umum dari SJS adalah reaksi obat. Hampir semua obat dapat menyebabkan SJS, tetapi obat-obatan seperti antibiotik, antikonvulsan, dan perawatan anti-inflamasi paling sering menyebabkannya.

SJS lebih sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa yang lebih muda, tetapi dapat terjadi pada usia berapa pun. Setelah tahap akut penyakit, bekas luka konjungtiva dan kornea, yang menyebabkan penurunan atau hilangnya penglihatan, adalah hal yang umum.

Diduga Alergi Kulit
Menurut keterangan ajudannya, Presiden Jokowi mengalami peradangan yang dipicu oleh reaksi alergi. Menyinggung soal alergi kulit, dokter spesialis kulit dr Ruri D Pamela, SpDVE, FINSDV menjelaskan bahwa alergi kulit merupakan respons dari sistem imun terhadap zat pemicu (alergen) yang sejatinya tidak membahayakan, seperti sabun, makanan, atau debu. Ketika tubuh terpapar alergen, akan terjadi pelepasan histamin dan zat kimia lain yang memicu peradangan pada kulit.

“Kulit menjadi merah, bengkak, gatal, dan terkadang terasa hangat atau perih,” jelas Ruri seperti dikutip dari detikHealth, Senin (23/6/2025).

Dr. Ruri menjelaskan bahwa alergi bisa memicu peradangan karena sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap alergen. Reaksi tersebut memicu pelepasan zat-zat pemicu peradangan seperti histamin. Zat ini menyebabkan pelebaran pembuluh darah, yang kemudian menimbulkan gejala seperti kemerahan, pembengkakan, dan rasa gatal.

“Itu semua adalah tanda peradangan,” ujarnya. (305/dtc/bbc)

 

 

Pos terkait