BORONG | patrolipost.com – Kunjungan Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini di Heso NTT menjadi cambuk untuk semua lini di Kementerian Sosial. Meski kunjungan Risma sudah usai, namun pada Senin (26/2/2024) masih menjadi hari yang hiruk pikuk bagi jajaran Kemensos RI di daerah dan berupaya untuk kembali ke Heso, Desa Golo Wune, Kecamatan Lambaleda Selatan, Manggarai Timur meski melalui medan yang menguji nyali.
Dua Staf Pendamping Rehabilitasi Sosial, Veronika Yusmindok dan Serly Naben mengunjungi warga difabel di Heso yang menderita kanker payudara untuk mengurus perawatannya di Kupang. Selain itu, difabel Rosalia juga turut didata dan nantinya diberikan program pemberdayaan beternak babi. Leonardus juga sama, difabel yang menderita gangguan saraf tersebut didata. Sesuai perintah Risma, Leonardus akan dikirim ke Kupang untuk perawatan dan diberikan pendidikan keterampilan.
Setelah mendata para difabel di Kampung Heso, Rosi sapaan Veronika dan Serly pun beranjak ke desa Compang Laho untuk membuat asesmen bagi Flavianus Tero, ODGJ di Dusun Kuwu yang sudah tujuh tahun menderita gangguan jiwa dan dipasung.
Flavianus alias Fian dipasung dalam kondisi yang menyedihkan. Dia mengamuk membabi buta saat mendapat kunjungan dari para pendamping Rehabilitasi Sosial yang didampingi jurnalis patrolipost.com dan florespost.net.
“Tuhan menguji mama karena dia tahu mama mampu melewati ujian ini. Tetap sabar dan kuat mengurus Fian,” kata Rosi kepada ibunda Fian sambil memberikan harapan bahwa pihaknya akan mendampingi sampai Fian bisa sembuh.
Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Dusun Tanggar untuk mengunjungi Yuris, pemuda difabel berprestasi dan berbakat. Yuris dalam keterbatasannya sudah berkeliling Indonesia untuk mengikuti lomba di bidang olahraga.
“Saya setelah lulus SMA punya keinginan untuk kuliah. Namun kemampuan orangtua saya terbatas sehingga saya mengurungkan niat saya,” ungkap Yuris.
Serly dan Rosi pun memberikan kesempatan bagi Yuris jika ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Namun Yuris ternyata mempunyai pilihan lain.
“Saya ingin buka usaha di Labuan Bajo. Saya mempunyai skill memijat. Pijat refleksi. Keinginan ini sudah lama saya terpendam di hati saya karena pertimbangan tidak ada modal,” tuturnya.
“Mohon bantuan modal usaha agar saya bisa mewujudkan hal ini. Selain itu, saya juga mohon untuk bantuan agar tempat tinggal kami ini jadi layak huni,” sambungnya.
Rosi dan Serly pun mencatat semua harapan Yuris dan memberikan optimisme bahwa permintaan-permintaan Yuris tersebut akan dikabulkan. (pp04)