BANDUNG | patrolipost.com – Epin Supriatna (50), tukang jagal yang bertugas menyembelih hewan kurban di Kampung Gunung Dongkol, Kelurahan Setiaratu, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, mendadak meninggal saat hendak menyembelih hewan kurban Idul Adha, Jumat (31/7/2020).
Korban sempat berdoa dan mengumandangkan takbir. Namun tiba-tiba korban ambruk dan tersungkur ke atas hewan kurban yang sudah posisi terbaring dan terikat akan disembelih.
Warga langsung menolongnya dan membawa ke rumah sakit, namun korban dinyatakan meninggal dunia.
Ketua panitia kurban, Mamun (68) mengatakan, kronogi kejadian bermula ketika warga hendak menyembelih hewan kurban selepas menunaikan shalat ied. Hasil rapat, Epin Supriatna (50) ditunjuk sebagai tukang jagal dalam proses penyembelihan itu.
“Sebelumnya tadi malam dimusyawarahkan terkait pemotongan hewan, termasuk yang akan menyembelih. Saat itu warga menunjuk Pa Epin yang akan menyembelih,” ucapnya.
Menurut Ma’mun, sebelumnya sempat mempertanyakan terkait kondisi kesehatannya, karena diperoleh kabar bahwa Epin sakit. Namun ketika ditanyakan langsung ke korban, mengaku kuat dan sehat.
Hingga pada waktunya penyembelihan, seusai melaksanakan shalat Idul adha korban menunaikan tugasnya. Jagal sempat menyembelih sapi terlebih dulu dan berlangsung lancar hingga selesai.
“Proses penyembelihan hewan kurban dilakukan seperti biasa. Di kampung ini terdapat satu ekor sapi dan tiga ekor kambing yang akan disembelih,” tuturnya.
Seusai melaksanakan penyembelihan hewan kurban yang pertama, lanjut Ma’mun, yakni yang disembelih adalah sapi. Ketika itu, proses penyembelihan berlangsung normal. Selanjutnya, giliran kambing yang akan disembelih. Penyembelihan kambing pertama tak mengalami masalah.
“Almarhum memang sudah biasa menyembelih hewan kurban setiap Idul Adha,” tuturnya.
Namun, ketika hendak menyembelih kambing yang kedua, korban yang memegang golok dan sudah mengucapkan doa serta mengumandangkan takbir. Saat hendak memotong leher hewan kurban tiba-tiba ia tersungkur dan jatuh.
Warga yang lain langsung menolong dan membawanya ke rumah sakit. Namun sesampinya di rumah sakit, petugas medis menyatakan sudah meninggal dunia.
Almarhum memang terbiasa menyembelih hewan kurban setiap hari raya Idul Adha, bahkan ketika ada warga yang hendak menyembelih hewan untuk aqiqah atau hajatan selalu meminta ke korban.
Ma’mun mengakui, sebelumnya korban memang dikabarkan sedang sakit. Namun, ketika para peserta kurban dan panitia mengadakan rapat pada malam takbiran, almarhum mengaku siap untuk menyembelih hewan kurban.
“Paginya saya pastikan, dia bilang kuat. Tapi namanya juga sudah takdir,” ungkapnya.
Sementara itu Kakak korban, Aan (60) mengatakan, adiknya itu memang sudah biasa menyembelih hewan kurban, baik saat Idul Adha maupun untuk warga yang hendak hajatan.
“Adik saya itu memang dalam kondisi tidak fit. Almarhum sedang sakit darah tinggi dan lambung,” ucapnya.
Menurutnya, beberapa hari lalu sudah ke dokter untuk berobat, tapi masih bilang kuat menyembelih. Kendati demikian, pihak keluarga ikhlas menerima kejadian itu sebagai musibah. Pihak keluarga tak hendak memperpanjang kasus itu karena sudah takdir, ungkapnya.(305/prc)