SINGARAJA | patrolipost.com – Keputusan Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) untuk menghentikan pasokan babi antar pulau disambut gembira Ketua Kimisi II DPRD Provinsi Bali IGK Kresna Budi. Ia menyebut kebijakan yang dituangkan melalui Surat Edaran (SE) penghentian sementara pasokan babi potong antar-provinsi melalui moda angkutan darat Kalimantan Tengah-Kalimantan Barat merupakan upaya pengendalian penyebaran penyakit African Swine Fefer (ASF).
Tidak hanya itu secara tidak langsung akan ada pengawasan ketat terhadap lalu lintas ternak babi dari luar Kalimantan Barat.
“Kebijakan Gubernur Kalbar tersebut sangat bagus karena selain akan mengendalikan penyakit ASF secara langsung akan berpengaruh terhadap perbaikan harga,” kata Kresna Budi, Kamis (7/12/2023).
Dalam SE Gubernur Kalbar tersebut adanya suplay and demand daging babi akan menunjukkan pemasukan babi potong melalui moda angkutan laut telah cukup memenuhi kebutuhan daging babi daerah.
Karena itu sejak tanggal 1 Desember 2023 diberlakukan kebijakan penghentian pasokan babi potong dari luar dan hanya diperkenankan dari daerah asal langsung ke Kalbar melalui transportasi laut akan dibuka kembali jika diperlukan.
Kresna Budi lebih lanjut mengatakan selain soal perbaikan harga, menurutnya hal itu akan memunculkan keseimbangan antara suplay-demand sehingga kontrol terhadap populasi maupun harga akan lebih menguntungkan.
“Tentu secara berangsur akan ada perbaikan harga. Akan ada keseimbangan antara suplay and demand. Peternak besar tidak lagi bisa seenaknya ekspansi besar-besaran,” ujarnya.
Ia pun meyakini untuk sementara SE Gubernur Kalbar itu akan memperkuat posisi tawar peternak kecil karena tidak akan lagi didominasi pengusaha besar. ”Saya yakin ini tentu akan memperkuat peternak kecil,” tandasnya. (625)