SEMARAPURA | patrolipost.com – Pernyataan Gubernur Bali Wayan Koster yang dikutip sejumlah media menyebut kunjungan wisatawan meningkat ke Bali menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Namun sebaliknya, Ketua PHRI Klungkung I Putu Darmaya justru mengatakan kunjungan wisatawan cenderung menurun.
Menurut Putu Darmaya, ada beberapa faktor yang menyebabkan low session dalam kurun waktu cukup panjang. Pertama terkait dengan harga tiket penerbangan ke Bali, yang ternyata lebih mahal daripada ke Yogjakarta ataupun ke Labuan Bajo.
Menurut Darmaya dua bulan terakhir kunjungi wisata sangat sepi ke Nusa Penida. Dia menduga, kemungkinan sampai bulan Mei terkecuali tamu dari China. Sebab, bulan Februari ada event hari raya Imlek.
“Harga tiket pesawat ke Bali rata-rata sangat mahal. Lebih mahal dari daerah lain, walaupun jaraknya lebih dekat,” ujar I Putu Darmaya, Selasa (23/12/2025).
Selain itu pemberitaan seperti isu banjir setiap turun hujan, termasuk pemberitaan masalah sampah juga sangat berpengaruh terhadap rencana kunjungan wisatawan ke Bali.
Di sisi lain ada kemungkinan strategi dari pemerintah pusat untuk meratakan pariwista ke daerah lain yang belum banyak dikunjungi wisatawan asing.
“Informasi banjir dan sampah ini sangat masif. Sementara pemerintah belum ada solusi, sehingga kesan tidak ada arah,” ungkapnya.
Selain itu antara pemerintah pusat dengan daerah masih belum singkron terkait kebijakan pariwisata. Sehingga pemerintah Bali, khususnya kabupaten harus berdiri sendiri membangun daerahnya, dengan kebijakan daerahnya sendiri tanpa intervensi pusat.
“Disamping itu pengusaha hotel menaikkan harga kamar karena mengira tahun ini akan ramai. Ternyata zong,” pungkasnya. (roni)





