NUSA DUA | patrolipost.com – Gubernur Bali Wayan Koster menepis anggapan bahwa pariwisata tidak lagi jadi prioritas di Bali. Selama masa kepemimpinannya, justru Pemprov Bali dibawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster konsen dengan tata kelola pariwisata Pulau Dewata.
Kepada perwakilan pekerja pariwisata seluruh Bali, Gubernur menyampaikan kebijakan-kebijakan yang sedang dijalankan melalui Pergub dan Perda. Salah satu tujuannya adalah mengembalikan aura dan taksu Bali, sehingga mampu meningkatkan citra dan nama baik Bali di mata internasional.
“Agar semakin baik, berkualitas, berkelanjutan sehingga mampu memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Bali,” kata Koster saat membuka Musyawarah daerah Pengurus Daerah Federasi Serikat Pekerja Pariwisata, (PD FPS Par–SPSI) Provinsi Bali di Bali Plagoo Hotel, Nusa Dua, Senin (6/12/2021).
Regulasi daerah pendukung pariwisata yang dirilis dalam masa kepemimpinan pasangan Koster-Ace diantaranya, Pergub Bali Nomor 28 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Pariwisata Bali, yang dirilis bersamaan dengan Perda Nomor 5 Tahun 2020 tentang Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya Bali.
Kemudian, Pergub Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Pengunaan Busana Adat, Pergub Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali, dan Pergub Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali.
Termasuk, Pergub Bali Nomor 45 tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih, Pergub 48 tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai dan Pergub Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai.
“Semua kebijakan ini untuk membangkitkan kembali aura Bali,“ kata Koster.
Gubernur Koster menjamin, sektor pariwisata ke depan akan tetap jadi primadona dan bahkan akan terus ditingkatkan. Di sisi lain, upaya penyeimbangan dengan sektor lain seperti pertanian, perikanan kelautan, industri, maupun UMKM, akan terus dibangun menyesuaikan kebutuhan jaman.
“Hanya persentase-nya di perekonomian Bali yang berkurang, artinya sektor lain akan mengejar nilai ekonomis yang didapatkan sektor pariwisata sehingga lebih seimbang dari hulu ke hilir. Pariwisata maju, pertanian dan sektor lainnya juga maju. Lebih harmonis dengn yang lain, maka perekonomian Bali akan lebih kuat dan kokoh,” jelasnya.
Sementara, Ketua DPD FPS Par–SPSI Provinsi Bali Putu Gunarta mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, khususnya Gubernur Bali, Wayan Koster yang telah memberikan perhatian khusus pada para pekerja pariwisata selama masa pandemi ini.
“Terima kasih atas perhatian kepada kami, seperti belum lama ini telah memberikan bantuan beras sebanyak 5 ton yang diberikan oleh Bapak Gubernur Koster kepada anggota Kami. Kedepan Kami ingin menjalin komunikasi yang lebih erat lagi dan kami mohon bimbingan bapak,” tukas Gunarta dalam sambutannya.
Musda PD FPS Par–SPSI yang dihadiri lebih dari 100 peserta dari perwakilan seluruh Bali tersebut dijalankan dengan menggunakan prokes yang ketat serta diagendakan pula untuk memilih Ketua DPD yang baru.
Hadir pula dalam kesempatan tersebut Ketua Umum FPS Par–SPSI Yorrys T.H Raweyai, Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Bali, Nusa Tenggara dan Papua, Toto Suharto, Plt Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun dan Kepala Dinas Ketenagakerjaan, Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Bali, Ida Bagus Ngurah Arda. (pp03)