DENPASAR | patrolipost.com – Lazimnya, dalam sebuah perhelatan akbar kehadiran pawang hujan kerap dilibatkan. Tapi, dalam KTT G20 Indonesia di Bali, peran penjinak cuaca tidak diikutsertakan.
Gubernur Bali Wayan Koster mengungkap, sepanjang pelaksanaan KTT G20 di Bali, ia tidak melibatkan pawang hujan. Pemprov Bali bersama pemangku kepentingan lain melakukan upaya persembahyangan (niskala) secara sungguh-sungguh di 23 Pura Kahyangan Jagat seluruh Bali.
“Presidensi G20 berjalan sukses dan lancar, pertemuan puncak 15-16 telah terlaksana dengan lancar nyaman, aman damai dan sukses. Tidak ada hujan, khususnya di lokasi acara,” kata Koster di Gedung Gajah, Jayasabha, Denpasar, Jumat (18/11/2022).
Sepanjang persiapan menuju acara puncak yakni, Bali Summit, Gubernur mengajak pemangku kepentingan melaksanakan upacara permohonan atau Ngrastiti Bhakti, Nunas Ica. Tujuannya agar pertemuan puncak kepala negara G20 berjalan lancar. Dalam upacara tradisi itu juga memohonkan agar tidak ada hujan selama berlangsungnya pertemuan puncak G20.
“Upaya sakala dan niskala dilakukan sungguh-sungguh dan total dengan melibatkan Pangdam, Polda, Pemerintah Kabupaten Badung dan Denpasar,” jelasnya.
Hasilnya, sepanjang areal menuju venue utama di kawasan Nusa Dua dan Hotel The Apurva Kempinski tidak terjadi hujan. Bahkan, ketika acara penyambutan jamuan makan malam di Garuda Wisnu Kencana (GWK) cuaca juga bersahabat.
“Padahal ada kekhawatiran akan hujan, BMKG juga sudah menyampaikan hujan berpotensi turun. Tapi selama acara berlangsung, sama sekali tidak ada hujan, suasana sangat cerah dan terang, bahkan terlihat banyak bintang,” kata Koster.
Demikian halnya, saat para Kepala Negara melaksanakan penanaman mangrove, di Tahura, pada 16 November 2022, pukul 08.30 Wita.
“Semula dikhawatirkan akan ada hujan, astungkara, sama sekali tidak ada hujan,” ujarnya. (pp03)
