BANGLI | patrolipost.com – Guru asal Kelurahan Bebalang, Bangli, I Kadek Karmawan (25) ditemukan meninggal di Tukad Cangkir, Gianyar pada Senin (2/2/2024) pagi. Pihak keluarga langsung melaksanakan upacara mekinsan ring gni untuk jenazah Kadek Karmawan pada Senin siang.
Paman korban, I Nyoman Dama mengungkapkan, pada Senin pagi dirinya mendapat pesan jika Kadek Karmawan mengalami kecelakaan di wilayah Gianyar. Saat itu dirinya mendapat foto kondisi kendaraan milik Kadek Karmawan yakni NMax DK 3743 PY. Mendapat kabar tersebut Nyoman Dama langsung berangkat ke Gianyar.
“Saat itu saya langsung ke Polsek Gianyar karena sepeda motor sudah diamankan di sana. Namun ketika itu belum diketahui keberadaan keponakan saya itu,” ujar pria yang juga anggota Polri ini.
Selanjutnya pihaknya langsung mengabari pihak keluarga di rumah. Untuk mengetahui keberadaan dan kondisi keponakannya, Nyoman Dama mengecek ke rumah sakit, tetapi Kadek Karmawan tidak ada dirawat di rumsah sakit. Kemungkinan besar keponakannya jatuh ke tukad (sungai).
Lantas dilakukan upaya pencarian di Tukad Cangkir oleh petugas BPBD Gianyar. Akhirnya Kadek Karmawan ditemukan di dalam air. “Petugas menemukan di dalam air. Kami tidak tahu pasti bagaimana kronologi kejadian kecelakaan tersebut,” jelasnya.
Begitu jenazah berhasil dievakuasi, pihaknya meminta untuk langsung dibawa ke RSU Bangli. Kadek Karmawan mengalami patah tulang kaki kiri dan lecet-lecet. Karena terendam air, kulitnya berwarna putih.
Di sisi lain ayah Kadek Karmawan yakni I Nyoman Rapia mengaku jika dirinya mendapatkan kabar anaknya mengalami kecelakaan pada Senin pagi sekitar pukul 07.30 Wita. Saat itu dirinya tidak tahu jika anaknya belum diketemukan.
Diceritakan pada Minggu (11/2) malam, Kadek Karmawan sempat pamit akan latihan nabuh dan dilanjutkan melayat karena ada warga meninggal di Bebalang. Setelah menyampaikan hal itu, tidak ada lagi komunikasi. Pihaknya tidak tahu pasti, tujuan anaknya ke Gianyar.
“Saya menjaga istri karena dirawat di rumah sakit. Anak saya bilang mau latihan dan medelokan (melayat). Tidak ada bilang mau ke Gianyar. Tapi dengan teman bilang mau ke Gianyar membeli obat. Obat itu mungkin untuk ibunya karena lagi sakit,” ungkapnya.
Nyoman Rapia mengatakan bahwa sebelum kejadian tidak ada firasat apa-apa. Tidak ada hal-hal aneh lainnya, semua seperti biasa. Pihak keluarga begitu terpukul atas kepergian anak kedua dari dua bersaudara ini.
Pihak keluarga melaksanakan upacara mekinsan ring gni bagi jenazah Kadek Karmawan. Rencana upacara Ngaben akan dilaksanakan pada 19 Februari mendatang.
“Jenazah tidak dibawa pulang, tetapi langsung kami laksanakan upacara mekinsan ring gni di Krematorium Bebalang,” ungkapnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangli, Komang Pariarta mengatakan Kadek Karmawan merupakan pegawai di lingkungan Disdikpora Bangli. Yang bersangkutan merupakan guru olahraga di SDN 3 Susut yang berlokasi di Banjar Penatahan, Desa/Kecamatan Susut.
“Sudah hampir 2 tahun ini menjadi guru honorer di SDN 3 Susut,” jelasnya.
Orang tua Kadek Karmawan juga merupakan keluarga besar Disdikpora Bangli, yang mana ayahnya Kepala Sekolah di SDN 3 Bunutin dan ibu adalah staf di Bagian Pendidikan Dasar di Disdikpora Bangli. “Kami mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya, semoga alamarhum dapat diterima di sisiNya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” ucap Pariarta. (750)