DENPASAR | patrolipost.com – Umat Islam diminta Gubernur Bali periode 2018-2023 Bali Wayan Koster terus memperkuat semangat persaudaran dalam keberagaman atau kerukunan antarumat beragama sebagai modal dalam membangun daerah
Menurut Koster, sebagai daerah tujuan wisata dunia, tentunya kondusivitas wilayah karenanya, Wayan Koster terus menekankan pentingnya menjaga kondusivitas wilayah dengan menjaga kerukunan dan persaudaraan antarsemua unsur masyarakat di Pulau Dewata
Halal Bihalal mengusung tema “Meneguhkan Persaudaraan dalam Bingkai Keberagaman” menekankan peran serta warga muslim sangat dibutuhkan dalam menciptakan kodusivitas wilayah
‘Selama ini kerukunan antar beragama di Bali, sudah berjalan dengan baik, ya perlu terus dijaga dengan baik,” ucap Gubernur Bali periode 2018-2023 Bali Wayan Koster memberi sambutan di hadapan ratusan tokoh dan warga Muslim maupun non-muslim dalam Halal Bihalal di Denpasar Selasa (30/4/2024).
Kegiatan diinisiasi Bali Open Minded Institute dihadiri tokoh Puri Ubud Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati yang mantan Wakil Gubernur Bali. Acara yang penuh keakraban, Wayan Koster bersyukur karena baru bertama kali bisa bertemu bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh dan warga muslim di Bali. Ketua DPD PDIP Bali itu mengaku dirinya bersama, berkumpul bersama ditengah-tengah para ulama atau kyai, dirinya merasa nyaman, tenang.
Kerukunan antarumat beragama yang tercipta sedemikian rupa, agar dipertahankan dan ditingkatkan karena hal tersebut merupakan salah satu modal utama dalam membangun Bali. Bali tidak saja terdapat orang ber-KTP Bali, namun juga luar Bali sehingga memerlukan kehidupan yang harmonis.
“Terlebih Bali dikenal sebagai pulau pariwisata,” ucapnya
Membangun kembali pariwisata Bali diperlukan situasi kondusif ditandai antara lain meningkatnya kerukunan dan harmomisme antarumat beragama dan kehidupan beragama. Bagi umat yang beribadah di manapun seperti ke pura, gereja atau ke masjid dipersilakan. Kata Ketua DPD PDIP Bali ini, agama itu tak ada yang buruk sehingga tak perlu dipertentangkan satu sama lain
“Kalau ada yang jelek, itu orangnya. Prinsip-prinsip ini harus dihidupkan di Bali dan harus menjadi contoh dalam kehidupan yang beragam,” tuturnya.
Prinsip-prinsip itu telah dijalanlan saat menjadi Gubernur Bali 2018-2023, di mana dalam membangun Bali tidak melihat KTP-nya (darimana berasal) sepanjang tidak merusak Bali dan memiliki tekad membuat Bali lebih baik, dipersilakan.
Bali harus memberikan harapan dan optimisme bagi masa depan masyarakatnya. Dalam konteks ini, diperlukan kebersamaan dan bersatu menjaga Bali.
Jika semua dilakukan maka perekonomian Bali akan tumbuh. Sebaliknya jika kebersamaan dan persatuan tidak terjaga maka pertumbuhan ekonomi akan terganggu.
Hanya saja, diakuinya, saat pembangunan ekonomi Bali sedang gencar-gencarnya dilakukan, kata Koster, Indonesia terkena pandemi Covid-19.
“Covid-19 pertama kali masuk Bali pada 10 Maret 2020, saya berlakukan darurat saat itu dan melakukan berbagai upaya bersama semua elemen masyarakat,” imbuhnya.
Lebih lanjut, saat Covid-19 melanda Bali, ucap Koster, ekonomi yang sudah dibangunnya menjadi berantakan. Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% yang dicapai tahun 2019, anjlok menjadi minus 9,3%
Lanjutnya, kedatangan wisatawan khususnya asing ke Bali, sama sekali tidak ada padahal ditargetkan sebelum Covid-19 sebanyak 6,3 juta wisman masuk Bali.
Usaha bersama dengan semua elemen masyarakat untuk mengendalikan Covid-19 berhasil dilakukan. Awal 2022, Covid-19 mulai landai dan terkendali. Karena itu, Koster kemudian membuka kembali wisatawan datang ke Bali tanpa karantina.
Sejak saat itu ekonomi Bali mulai pulih. Sebagai daerah yang mengandalkan pendapatannya 54% dari pariwisata, sejak Maret 2022 tidak kurang 500 wisman datang ke Bali per hari hingga bulan Desember telah mencapai 2,1 juta orang
Trgetnya sendiri yakni sebanyak 6,3 juta orang atau setara 15 ribu orang per hari.
“Saat ini tidak kurang dari 13 ribu sampai 14 ribu wisatawan datang ke Bali per hari, jalan-jalan sudah padat, bahkan macet, ekonomi Bali pun tumbuh 5,7% (tahun 2023). Ini sungguh menggembirakan,” tutup Wayan Koster *
Ketua Bali Open Mind Institute Umar Ibnu Alkhatab mengatakan, tujuan halal bihalal ini bagaimana membangun kebersamaan di Bali dimulai dari lembaga yang dipimpinnya.
Dijelaskan Umar Ibu Alkhatab, Bali Opean Mind Institute lembaga kajian yang mencoba mendiskusikan keragaman cara berfikir setiap individu, kelompok masyarakat di Bali.
“Kita ingin menyemai pikiran-pikiran yang berbeda itu, untuk dijadikan sebagai kekuatan , itu yang coba kita kembangkan,” ungkap mantan Kapala Ombudsman Bali ini. seraya berujar, kebetulan, Wayan Koster mendukung kegiatan ini, karena dianggap sebagai upaya bersama untuk membangun Bali yang lebih baik. (wie)