BANGLI |patrolipost.com – Hampir tujuh tahun lamanya Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Bangli hanya menjadi penonton. Hampir sebagian besar anggota dari asosiasi yang bergerak di bidang jasa kontruksi tidak mendapat pekerjaan.
Setelah sekian lama vakum, kini harapan para anggota Gapensi tertuju kepada bupati terpilih Sang Nyoman Sedana Arta. Dimana bupati asal Desa Sulahan tersebut ke depannya bisa mengayomi anggota Gapensi. Hal ini diungkapkan Ketua Gapensi Bangli, Wayan Arianta Dwipayana, Sabtu (20/2/2021).
Kata pria asal Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku ini, sebagai organisasi profesi mitra pemerintah daerah khususnya dalam bidang pelaksanaan pembangunan infrastruktur siap mendukung kepeminpinan bupati terpilih menuju Bangli Era Baru.
“Hampir 7 tahun lamanya Gapensi Bangli yang anggota adalah masyarakat Bangli hanya menjadi penonton di daerah sendiri. Sebab, hampir sebagian besar kegiatan proyek atau fisik dikerjakan oleh rekanan besar dan menengah yang notabene dari luar Bangli,” ujar Arianta Dwipayana, diamini Sekretaris Gapensi Bangli Jro Sudirman.
Setelah sekian lama vakum, di tahun 2021 antusias anggota mulai timbul terutama setelah mengetahui hasil Pilkada kemarin. Buktinya banyak anggota yang tidak memperpanjang Sertifikat Badan Usaha (SBU) sekarang mulai banyak yang memproses dan dibarengi dengan ada penambahan anggota baru. ”Sebelumnya anggota enggan memperpanjang SBU karena pesimis dapat pekerjaan,” jelas Wayan Arianto Dwipayana, seraya menambahkan, jumlah anggota aktif sebanyak 46 badan usaha.
Di bawah pemimpin Bangli yang baru pihaknya berharap akan dapat mengayomi anggota Gapensi Bangli yang sebagian besar adalah pengusaha kecil, sehingga geliat dan perputaran ekonomi tertutama di bidang konstruksi bisa bangkit kembali.
Disinggung terkait mengayomi, kata Wayan Arianta Dwipayana, dalam artian memberikan pembinaan dan keberpihakan kepada rekanan/usaha kecil.
”Salah satunya bisa dengan mengadakan kegiatan proyek lewat penunjukan langsung (PL), tapi yang memang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan,” jelas Arianta Dwipayana. (750)