JAKARTA | patrolipost.com – Detasemen Khusus ( Densus) 88 Antiteror Mabes Polri akan menggiring belasan terduga teroris asal Sulawesi Selatan (Sulsel) ke Jakarta, Kamis (4/2/2021). Terduga anggota jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) itu akan dijemput di Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Tangerang, Banten lalu menjalani pemeriksaan intensif.
“Iya, ada penjemputan teroris Jamaah Ansharut Daulah dari Makassar di Bandara Soetta,” kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan, Kamis (4/2/2021).
Ahmad menuturkan, belasan orang yang diduga terafiliasi dengan JAD itu diperkirakan tiba di bandara sekitar pukul 12.00 WIB. Nantinya mereka akan dipindahkan ke tahanan teroris.
“Waktu penangkapan kemarin kan 20 orang. Kemudian dilakukan tindakan. 2 orang sudah meninggal, 1 orang luka, ada 1 (kena) Covid-19. Jadi belum tahu jumlahnya berapa. Yang jelas dari tindakan yang bulan lalu itu, ya antara 16 atau 15 orang kira-kira,” ujar Ahmad.
Seperti diberitakan, Densus 88 Antiteror Polri menangkap 20 teroris kelompok JAD di Kota Makassar, Sulsel pada Januari 2021 lalu. Dari jumlah itu, 17 di antaranya ditangkap, satu orang mengalami luka tembak, dan dua meninggal dunia akibat melawan petugas.
Ketika itu, Ahmad mengungkapkan, masih ada seorang tersangka teroris yang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara. “Dari penindakan tersebut, Densus 88 menangkap 20 orang teroris, 17 orang diamankan, 1 orang mengalami luka tembak atas nama I (34). Sementara 2 orang meninggal,” ucap Ahmad.
Menurut Ahmad, para tersangka melawan petugas dengan menggunakan senjata tajam jenis barang dan senapan angin jenis PCP. Adapun dua orang tersangka yang meninggal dunia berinisial MR (46) dan SA (23).
Dalam hal ini, kata Ramadhan, jaringan teror yang diringkus itu tergabung dalam JAD dan telah melakukan baiat kepada khilafah atau ISIS pada 2015 di Pondok Pesantren Aridho, pimpinan Ustaz Basri.
Para tersangka, kata Ramadhan, terlibat dalam aksi pengeboman sebuah gereja di Jolo, Filipina pada 2019 lalu. Menurutnya, mereka menjadi penyokong dana bagi aksi teror itu. Bukan hanya itu, kata dia, para tersangka juga turut membantu buronan Andi Baso yang turut beraksi dengan mengebom Gereja Oikumene, Samarinda beberapa tahun lalu.
Berbagai aksi bom itu, diketahui merupakan ulah jaringan teror JAD. Ramadhan menjelaskan, kedua tersangka mulai rutin melakukan latihan menembak sejak tahun lalu. “Mulai bulan Oktober 2020 secara rutin lakukan latihan menembak dan naik gunung,” katanya. (305/snc)