Hari ke-8 Bersih-bersih Sampah Laut, 47.000 Kg Sampah Plastik Terkumpul di Pantai Kedonganan

bersih sampah
Co Founder organisasi Sungai Watch Gary Bencheghib saat melakukan aksi bersih-bersih sampah di Pantai Kedonganan. (maha)

MANGUPURA | patrolipost.com – Fenomena sampah musiman di Pulau Dewata menjadi sorotan bahkan menarik perhatian para pegiat lingkungan seperti Komunitas Sungai Watch. Bahkan empat Menteri Kabinet Merah Putih era Presiden Prabowo ikut bersih-bersih sampah di Pantai Kuta. Sampah-sampah di pantai itu merupakan sampah kiriman yang terbawa dari wilayah luar Bali saat musim angin barat.

Co-Founder Komunitas Singai Watch Gary Bencheghib mengungkap, sampah plastik yang terdampar di Pantai Kedonganan Jimbaran itu, berdasarkan merek yang tertera pada lebel sampah yang sebagian besar berupa gelas air minum kemasan itu merupakan sampah kiriman dari Pulau Jawa.

Bacaan Lainnya

Untuk melakukan aksinya dalam membersihkan sampah-sampah yang menutupi pasir putih itu, Gary mengundang volunter-volunter asing maupun lokal melalui media sosial dan juga warga Bali. Relawan berjumlah hingga ratusan itu membersihkan sampah plastik mulai pagi hingga siang di bawah guyuran air hujan.

“Hingga hari ke-8 kami membersihkan sampah di Pantai Kedonganan, sampah plastik yang terkumpul sebanyak 47.000 Kg. Hari ini sampah plastik terkumpul 21.000 Kg,” ungkap Gary, saat aksi bersih-bersih sampah di Pantai Kedonganan bersama relawan dan warga lokal, Sabtu (4/1/2024).

Sampah-sampah plastik itu dikumpulkan dan dibawa ke stasiun sampah Sungai Watch yang ada di delapan stasiun di Bali. Selanjutnya sampah akan didata untuk mengetahui asalnya, dan dipilah untuk didaur ulang.

Saat ini kata Gary, meskipun belum sepenuhnya bersih akan tetapi pasir putih di tepi Pantai Kedonganan itu mulai terlihat. Akan tetapi, gelombang polusi plastik musiman ini diprediksi akan terus memburuk dari tahun ke tahun. Hal ini memicu keprihatinan serius terhadap ekosistem laut dan masyarakat pesisir.

“Ini bukan hanya masalah lokal; ini adalah krisis yang memengaruhi seluruh Indonesia. Skala polusi ini sangat besar, dan membutuhkan tindakan mendesak dari individu, bisnis, dan pemerintah untuk menangani akar permasalahan sampah plastik,” kata Gary.

Untuk itu, Bule asal Prancis yang telah menetap di Bali selama 20 tahun ini menyerukan untuk segera bertindak. Di akhir pekan ini Sungai Watch mengundang ratusan relawan untuk melakukan upaya pembersihan besar-besaran terakhir sebelum pasang naik mengancam menyebarkan plastik kembali ke laut.

Sementara itu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Widiyanti Putri Wardhana mengatakan, permasalahan sampah di destinasi Bahari memerlukan kesadaran dan tindakan nyata dari semua pihak termasuk dari pemerintah, pengelola wisata, masyarakat hingga para wisatawan.

Sejalan dengan aksi bersih sampah laut yang digelar oleh organisasi Sungai Watch di Pantai Kedonganan Jinbaran dan Kementerian Lingkungan Hidup di Pantai Kuta, Kementerian Pariwisata juga telah mencanangkan gerakan wisata bersih sebagai bagian dari program unggulan 2025.

“Di bawah gerakan ini, Kemenpar membentuk Satgas Wisata Bersih untuk meningkatkan kebersihan di berbagai destinasi wisata, berkolaborasi dengan kementerian, lembaga terkait, pemerintah daerah, dan stakeholders lainnya,” kata Widiyanti.

Menpar juga menjakak seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga kebersihan pantai dan memastikan agar Indonesia dikenal sebagai destinasi wisata yang bersih, aman dan nyaman. (pp03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *