DENPASAR | patrolipost.com – Pucak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 Tingkat Provinsi Bali dijadikan momentum untuk memperkuat peran keluarga dalam membentuk generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Generasi muda diminta harus siapkan mental sebelum menikah. Permintaan ini disampaikan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali, Luh Ayu Aryani mewakili Sekda Provinsi Bali.
“Menikah itu bukan hanya sekadar menikah. Untuk itu, pesan kami di Hari Keluarga ini bagi generasi muda harus siapkan mental sebelum menikah,” ungkapnya, seusai perayaan Harganas Provinsi Bali di Pelataran Barat Monumen Bajra Sandi, Denpasar, Jumat (11/07/2025).
Dikatakan Aryani, pentingnya perencanaan yang matang sebelum menikah, termasuk melakukan skrining kesehatan dan memahami hak serta kewajiban sebagai pasangan.
“Intinya kami tidak pernah melarang orang menikah apalagi sudah masuk usia ideal, 21 tahun untuk perempuan dan 25 laki-laki. Itu minimal ya. Tapi pesan kami matangkan perencanaan biar tidak menyesal nantinya,” katanya.
Ia menjelaskan, bahwa Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster telah meluncurkan sejumlah kebijakan strategis dalam peningkatan kualitas keluarga, termasuk Program Satu Keluarga Satu Sarjana.
“Ini adalah upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat sektor pendidikan. Tentunya, hasil dari program ini tidak bisa langsung dirasakan dalam waktu singkat. Kan semua pasti ada proses ya,” ujarnya.
Sementara Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dr Ni Luh Gede Sukardiasih MFor MARS mengatakan tema tahun ini, “Dari Keluarga untuk Indonesia Maju” menegaskan pentingnya membangun keluarga tangguh sebagai pondasi pembangunan berkelanjutan.
“Pesan utama yang disampaikan pada peringatan tahun ini adalah urgensi membangun keluarga yang tangguh demi melahirkan generasi sehat, cerdas, dan adaptif terhadap perubahan zaman,” katanya.
Perencanaan keluarga harus dimulai dari hulu, yakni calon pengantin. Edukasi, pelayanan KB, hingga kampanye sosial telah dilakukan dalam rangkaian peringatan Harganas ke-32.
“Menikah itu bukan sekadar menyalurkan nafsu. Butuh kedewasaan karena akan menyatukan dua keluarga besar. Jadi matangkan dulu sebelum memutuskan menikah. Ini kuncinya. Menerima anaknya menjadi suami atau isteri, terima juga orangtuanya dan keluarganya. Jangan hanya terima anaknya saja, kalau tidak ada orangtuanya tidak mungkin ada anaknya” imbuh Luhde.
Puncak acara juga diramaikan dengan pemberian penghargaan kepada OPD KB Kabupaten/Kota atas kontribusi dalam menyukseskan program BKKBN, serta pembagian hadiah bagi peserta jalan santai. Hadir dalam kesempatan tersebut antara lain perwakilan Komisi IV DPRD Bali, Koalisi Kependudukan, Darma Wanita Persatuan, Kepala BNN, Duta GenRe, TP PKK, Kakanwil DJPB, dan undangan lainnya. (007)