SINGARAJA | patrolipost.com – Keberadaan PLTU Celukan Bawang, Gerokgak tak pernah sepi dari masalah akibat tatakelola lingkungan tidak penuhi standar. Selain pengelolaan limbah batubara yang sering menjadi persoalan dengan warga sekitar, kini soal komitmen PLTU Celukan Bawang yang menjadi sorotan, terutama lampu penerangan jalan (LPJ) sepanjang jalan lokasi PLTU.
Warga sering mengeluhkan gelapnya areal jalan saat malam hari akibat minimnya lampu penerangan jalan. Kondisi gelap itu sering menimbulkan kerawanan dan berpotensi memicu terjadinya tindak kriminal. Padahal power plant milik PT General Energi Bali (PT GEB) itu memproduksi enegri listrik setara 3 x 142 MW = 426 MW, namun tak bisa menyumbang lampu penerangan jalan.
Warga setempat Mangku Wijana, membenarkan sejak PLTU Celukan Bawang beroperasi, belum pernah satu titik lampu terpasang di luar lokasi. Terlebih di jalan raya sepanjang areal PLTU. Menurut Mangku Wijana, pihaknya sering mempertanyakan komitmen menajemen soal perhatian terhadap lingkungan namun tak pernah mendapat respons.
“Sejak PLTU beroperasi hingga kini tak satu pun lampu penerangan jalan terpasang. Ini aneh, perusahaan pembangkit listrik tidak mau menyumbangkan lampu penerangan jalan. Saya sendiri tak habis pikir soal ini sejak lama,” kata pria yang akrab disapa Kuwi ini.
Keluhan yang sama disampaikan Saharudin. Pria yang sehari-hari menjabat Kepala Dusun Pungkukan, Desa Celukan Bawang ini juga mengaku sudah sering menyampaikan soal lampu penerangan jalan, namun selama ini pihak PLTU hanya janji-janji saja.
”Kita hanya dijanjikan dan hingga saat ini janji mereka tak ditepati. Jalan depan PLTU tetap gelap,” ujarnya.
Atas kondisi itu, LSM Lembaga Pemerhati Pembangunan Masyarakat Buleleng (LP2MB) Gede Anggastia bersuara lantang. Dia mendesak pihak PLTU Celukan Bawang agar memperbaiki menejemen dan komitmen mereka terhadap lingkungan sekitar. Pria yang sering dipanggil Anggas ini menyebut sesuatu yang aneh jika perusahaan penjual listrik untuk PLN tak punya kepedulian terhadap lampu penerangan jalan di sekitarnya.
“Sepanjang jalan raya Gilimanuk tepatnya depan PLTU tidak ada lampu penerangan jalan (LPJ). Seharusnya pihak PLTU jangan abai soal ini. Cari makan di tempat itu dan sudah menjadi kewajiban untuk memperhatikan lingkungan setempat,” kata Anggas, Selasa (16/6/2020).
Ia membandingkan kondisi yang sama dengan PLTU Paiton-Probolinggo-Jawa Timur. Menurutnya, areal sepanjang jalan Paiton terang benderang oleh lampu penerangan jalan. Sedangkan PLTU Celukan Bawang terkesan acuh soal itu.
“Sudah lima tahun lebih sejak beroperasi, PLTU Celukan Bawang tak memiliki komitmen perhatian terhadap lingkungan. Dengan investasi mereka cukup besar begitu juga hasilnya, mereka mestinya mengelola dana CSR termasuk dana recovery cost untuk pengeloalaan lingkungan,” tambahnya.
Untuk itu ia mendesak agar menajemen PLTU Celukan Bawang lebih care terhadap lingkungan sekitar terutama dampak yang ditimbulkan akibat aktivitas perushaan listrik berbahan bakar batubara itu.
“Kami tunggu komitmen PLTU Celukan Bawang terutama perhatiannya terhadap kondisi lingkungan. Tidak saja soal limbah namun soal lampu penerangan jalan seperti yang dikeluhkan warga,” tandasnya. (625)