Sejak Pukul 06.00 Wita, pintu masuk Desa Pakraman Buahan dari arah selataan dan utara sudah ditutup oleh sejumlah prajuru bersama pecalang adat setempat. Para pengguna jalan dengan kendaraan bermotor dari arah Payangan, Gianyar menuju Kintamani, Kabupaten Bangli dan sebaliknya, hari itu dipermaklumkan tidak bisa melintas di Desa Pakraman Buahan. Sebagai penghormatan terhadap tradisi tahunan itu, pengguna jalan pun terpaksa berbalik arah.
“Di perbatasan sejumlah pecalang dan pengurus adat kami tugaskan untuk menyampaikan permakluman agar kendaraan tidak melintasi jalan desa,” terang Jero Bendesa Pakraman Buahan, I Nyoman Parwata.
Disebutkan, hari yang dikeramatkan ini hanya berlangsung di desa setempat, sehingga warga di luar Desa Buahan, tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa.
“Nyepi di Desa Buahan, bertepatan pada penanggalan awalan sasih kasa, setelah tilem. Berbeda dengan pelaksanaan Nyepi pada umumnya, yang diperingati pada tilem kesanga. Dan berdasarkan perhitungan itulah, Nyepi di Buahan, jatuh Rabu ini,” ujar Parwata.
Meski memiliki perhitungan sendiri dalam menentukan awal tahun baru, namun warga Buahan, tetap ikut merayakan Hari Raya Nyepi pada umumnya. Alhasil, warga setempat dalam setahun merayakan Nyepi sebanyak dua kali.
Kalaupun, lanjut dia, ada warga yang tetap harus masuk kerja, pihaknya juga memberikan kelonggaran dengan sejumlah syarat yang harus dipenuhi. Di antaranya, kendaraan bermotornya harus diletakkan di batas desa, warga tersebut diharapkan mengawali berangkatnya dan harus dengan berjalan kaki, serta tidak diperbolehkan selama perjalanan tersebut mampir ke rumah tetangga.
“Kami sadari warga di sini kan banyak profesinya. Jadi, kami juga berikan kelonggaran. Akan tetapi, tetap harus menghormati pelaksanaan Nyepi di Buahan ini,” pungkasnya. (ata)