DENPASAR | patrolipost.com – Tanggal 25 November 2019 diperingati sebagai Hari Guru Nasional (HGN), harinya pahlawan tanpa tanda jasa, penerang kegelapan. Di hari yang spesial ini Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Denpasar Drs I Nyoman Winata MHum berharap guru di era ini lebih berpikiran terbuka (open minded).
Menurutnya, di era globalisasi dan era revolusi industri 4.0 ini, semua guru diharapkan lebih open minded terhadap perkembangan zaman. Guru diharapkan melek terhadap teknologi, karena siswa saat ini bisa belajar melalui teknologi internet dan tidak hanya menerima pelajaran yang ditransfer guru melalui ruang kelas.
“Guru harus open minded lah tidak merasa pintar sendiri dan sebaiknya sekarang guru menyesuaikan diri dengan era globalisasi. Era Industri 4.0 ini kan basic-nya IT. Jadi guru-guru tidak boleh alergi dengan IT, tidak boleh gagap teknologi,” ujar Drs I Nyoman Winata, dihubungi, Minggu (24/11).
Kendati demikian, pendidikan dan penanaman karakter tidak dapat digantikan teknologi, maka peran guru sangat penting dalam memberikan serta menanamkan pendidikan karakter kepada siswa. Selain membentuk karakter dan perilaku siswa, guru juga berperan memberikan arahan kepada siswa terkait penggunaan teknologi internet sebagai penunjang pendidikan.
Drs I Nyoman Winata juga memberikan tanggapan terkait pidato tertulis Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim. Menurutnya pidato tersebut langsung to the point menggerakkan guru untuk memulai perubahan.
“Ini bagus sekali, pidatonya yang sangat singkat tapi padat dan tidak bertele-tele.Saya setuju itu, to the point. Kalau dulu gurunya kan penuh dengan kegiatan-kegiatan RPP dan penilaian, jadi lupa bagaimana strategi di kelas bagaiman muridnya jadi senang,” paparnya.
Sebelumnya Nadiem Makarim menuliskan pidato singkat. Inti dari pidato tersebut mengajak guru di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke melakukan perubahan. Perubahan kecil itu dimulai dari mengajak murid berdiskusi di kelas, memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas, mencetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas, menemukan bakat murid yang kurang percaya diri dan menawarkan bantuan kepada sesama guru yang sedang mengalami kesulitan.
Memperingatan Hari Guru Nasional ini, Nyoman Winata juga menyampaikan harapan dimana antara PGRI dan pemerintahan harus berjalan secara harmonis. Sebab, bagaimanapun PGRI ikut terlibat dalam membuat kebijakan terkait profesi guru. Selanjutnya pemerintah juga diharapkan memperhatikan guru sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan.
“Pemerintah juga harus memperhatikan nasib guru-guru kita. Kenapa perhatikan guru? Karena guru pencetak orang hebat, walaupun guru itu tidak hebat, tapi dia kan bisa menciptakan, mencetak orang-orang hebat. Maka perhatikanlah guru sesuai dengan aturan dan regulasi yang ada,” tandasnya. (cr01)