DENPASAR | patrolipost.com – Secara berkala KPw BI Bali menggelar donor darah bertempat di Gedung BI Denpasar, Rabu (9/10/2019). Dengan menghidupkan lentera donor darah melalui Agenda tiga bulanan ini dimaksudkan untuk menggugah rasa kemanusian setiap orang, siapa saja melalui donor darah.
“Jadi melalui donor darah yang digelar BI kita menolong sesama,” begitu dikatakan Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho di sela kegiatan.
Trisno Nugroho pada kesempatan ini juga mengatakan, setiap kali BI mengadakan kegiatan serupa harus lebih baik dari sebelumnya. Entah itu jumlah pendonornya ataupun fasilitas yang disediakan. Tujuannya agar masyarakat terdorong untuk mendonorkan darahnya.
“Kita membangun kesadaran masyarakat luas untuk berbagi dengan sesama melalui donor darah yang sangat diperlukan di Bali dan Indonesia, khususnya,” katanya.
Berdasarkan data PMI darah yang dibutuhkan saat ini sekitar 180 sampai 200 kantong tiap harinya di Bali. Dan hari ini pendonor yang datang mendaftar sejumlah 357 orang. Yangg lolos melakukan donor darah 303 orang dan yang gagal donor 54 orang dikarenakan tensi, HB, berat Badan, dan belum waktunya donor.
“Kalau semua punya kesadaran donor, Bali akan terbantu,” tuturnya seraya menyebutkan BI dalam setahun melakukan kegiatan donor 4 kali.
“Kita undang semua komponen untuk berpartisipasi di kegiatan kali ini,” imbuhnya.
Sedangkan dari tempat yang sama Sekretaris PMI Provinsi Bali, IGM Wisnu Mataram mengatakan animo masyarakat belakangan ini sangat luar biasa sekali. Untuk merespon animo yang besar itu PMI akan terus melakukan sosialisasi ke banjar-banjar, desa adat sedangkan untuk le instansi dan lembaga sudah berjalan, contohnya kegiatan donor di BI ini.
Lantas pada kesempatan ia juga menegaskan, darah yang digunakan oleh penerima donor, terbebas dari berbagai penyakit, karena sudah melalui proses sterilisasi alias pengecekan dari PMI.
“Pendonor kan diperiksa dulu kesehatannya, kemudian cek lagi di PMI, jadi darah yang didonorkan benar-benar aman digunakan,” katanya pemilik salah satu media massa di Bali ini.
Sedangkan dari pihak Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI), donor darah itu sendiri menjadi sebuah trade mark.
“Dimana kita yang sehat juga yang menerima sehat,” sebut Ketua PDDI Provinsi Bali, Ketut Pringganta
Jadi secara akumulasi pendonor itu bisa dibilang bagian integral yang mesti dijaga dan dirawat. Untuk itu pemerintah harus hadir dalam rangka menjaga keberlangsungan pendonor.
“Ingin sekali saya bicara dengan pihak pemerintah, khususnya gubernur Bali, mari kita perkuat PMI, tambah anggarannya, alat-alatnya yang perlu kalibrasi segala macam itu di upgrade kembali,” tuturnya.
Ia yang sudah seratusan kali melakukan donor, para pendonor umumnya ketika kelak berusia uzur tolong diberi perhatian. Bisa dibantu jaminan kesehatannya, inilah tugas besar pemerintah.
“Pendonor itu bukan hanya diambil darahnya, tapi juga harus diperhatikan aspek keselamatannya dan kebahagiannya di masa tua,” tandasnya.
Lantas ia mengapresiasi langkah yang diambil BI yang tiap tiga bulan sekali menyambung kasih dengan menghidupkan kembali “Lentera donor darah” agar masyarakat tidak takut melakukan donor. (473)