MAKASSAR | patrolipost.com – Begini rupanya kode dalam kasus suap Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) nonaktif Nurdin Abdullah. Kode tersebut yakni ‘tiket sudah siap’.
Hal ini diungkap oleh pihak kontraktor H Momo yang memberikan suap sebesar Rp 1 miliar kepada Nurdin Abdullah. Orang kepercayaan kontraktor H Momo, Parakkasi Abidin, membeberkan kode ‘tiket sudah siap’ saat menjadi saksi di sidang kasus suap terdakwa Nurdin dan Edy Rahmat di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Negeri Makassar, Kamis (23/9/2021).
Kode ‘tiket sudah siap’ itu bermula ketika Eks Kabiro Pengadaan Barang dan Jasa Pemprov Sulsel Sari Pudjiastuti menelepon Momo selaku kontraktor. Sari meminta bertemu di basement salah satu hotel di Makassar. Pertemuan ini terjadi pada Desember 2020.
“Karena sudah jam 10 malam, ketemu di basement,” ungkap Parakkasi.
Parakkasi menjelaskan H Momo langsung naik ke mobil Sari Pudjiastuti. Jaksa lalu menanyakan apa pembicaraan H Momo dan Sari di atas mobil.
Sari menginstruksikan agar Momo menyiapkan uang Rp 1 miliar untuk segera disetorkan kepada Nurdin Abdullah. Permintaan Sari Pudjiastuti tersebut lantas direspons saksi bahwa dia bersedia.
“Saya bilang saya siap, Pak,” ungkap Parakkasi.
Sebelum terbang ke Kalimantan Utara, Momo meminta Parakkasi menyiapkan uang Rp 1 miliar. Parakkasi telah menyiapkan uang pecahan Rp 100 ribu senilai Rp 1 miliar di dalam kardus.
Parakkasi dan Sari pun saling kontak lewat Whatsapp. Keduanya memutuskan bertemu di Home Stay Zahirah, tepatnya di samping RS Awal Bros atau kini bernama RS Primaya Makassar.
Saat bertemu, Parakkasi mengaku langsung menyimpan uang dalam kardus tersebut ke jok tengah mobil Sari Pudjiastuti.
“Ibu Sari datang sekitar sore jam 3, saya langsung bawakan ke mobil uang itu,” ucap Parakkasi.
Jaksa KPK lainnya, Zaenal Abidin, lantas mengungkap adanya kode tiket yang dipakai oleh Parakkasi sebelum memberikan uang kepada Sari Pudjiastuti.
“Apakah ada penyampaian kalimat lain sebelum memberikan uang kepada Sari Pudjiastuti?” cecar jaksa.
Parakkasi mengakui tidak menyampaikannya secara gamblang karena mengganti kata ‘uang’ jadi ‘tiket’.
“Saya sampaikan tiket sudah siap,” ungkap Parakkasi.
Parakkasi mengakui menyamarkan kata uang tersebut karena Sari Pudjiastuti sendiri merupakan seorang pejabat. Namun Parakkasi menegaskan kurang mengetahui peruntukan uang Rp 1 miliar tersebut.
“Iya siap, karena dia pejabat. Posisinya PNS,” ungkapnya.
Sari Pudjiastuti pernah mengungkap uang Rp 1 miliar dari kontraktor H Momo tersebut untuk Gubernur Sulsel nonaktif Nurdin Abdullah. Hal ini diungkap Sari saat menjadi saksi pada sidang terdakwa kontraktor terpidana pemberi suap Agung Sucipto alias Anggu pada Kamis (27/5/2021).
Saat itu Sari mengungkapkan pernah diperintahkan Nurdin untuk meminta dana operasional Rp 1 miliar kepada kontraktor. Uang itu lalu diambil oleh Sari dari salah satu kontraktor yang bersedia memberikan.
“Jadi suatu ketika kami diminta ke rujab–rumah jabatan–oleh Gubernur melalui ajudan Pak Syamsul Bahri. Kami melaporkan progres lelang yang sementara berlangsung. Kemudian beliau membutuhkan operasional Rp 1 miliar. Jadi beliau tanya saya siapa yang bisa membantu?” ungkap Sari dalam persidangan.
Sari lalu menyebut sejumlah nama kontraktor proyek yang tengah mengajukan tender di Pemprov Sulsel. Nurdin lalu memilih salah satu nama kontraktor, dalam hal ini H Momo.
“Jadi waktu itu beliau pilih H Momo (salah satu kontraktor). Pak Nurdin mengatakan beliau (H Momo),” kata Sari. (305/dtc)