JAKARTA | patrolipost.com – Purbaya Yudhi Sadewa resmi ditunjuk Presiden RI Prabowo Subianto sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) menggantikan Sri Mulyani Indrawati.
Sebelum dipercaya memimpin Kementerian Keuangan, ia menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner (DK) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sejak 3 September 2020 melalui Keputusan Presiden RI Nomor 58/M Tahun 2020.
Pria kelahiran 1966 ini menempuh pendidikan sarjana bidang Teknik Elektro di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia kemudian melanjutkan studi di Purdue University, Indiana, Amerika Serikat (AS), dan berhasil meraih gelar Master of Science (MSc) serta Doktor di bidang Ilmu Ekonomi.
Karier Purbaya di pemerintahan cukup panjang. Sebelum memimpin LPS, ia pernah menjabat sebagai Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (2018-2020).
Ia juga pernah menjadi Staf Khusus Bidang Ekonomi di berbagai kementerian, antara lain di Kemenko Maritim (2016-2018), Kemenko Polhukam (2015-2016), serta Kemenko Perekonomian (2010-2014).
Selain itu, ia sempat menjadi Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis di Kantor Staf Presiden (2015). Di luar jabatan struktural, Purbaya juga aktif sebagai Anggota Komite Ekonomi Nasional (2010-2014), Anggota Indonesia Economic Forum (2015-sekarang).
Sebelum terjun ke pemerintahan, Purbaya memulai karier profesional sebagai Field Engineer di Schlumberger Overseas SA pada 1989-1994. Namanya kemudian dikenal luas di kalangan analis ekonomi saat bergabung dengan Danareksa Research Institute sebagai Senior Economist pada 2000-2005.
Ia meniti karier hingga dipercaya sebagai Chief Economist Danareksa Research Institute (2005-2013), Direktur Utama PT Danareksa Securities (2006-2008), dan Anggota Dewan Direksi PT Danareksa (Persero) (2013-2015).
Tak Rombak Kebijakan Fiskal
Usai dilantik menjadi Menteri Keuangan (Menkeu) yang baru, Purbaya Yudhi Sadewa berjanji tak akan merombak kebijakan fiskal yang telah dijalankan oleh mantan Menkeu Sri Mulyani Indrawati.
“Kami akan optimalkan sistem yang ada. Biasanya kalau kejelekan pemimpin baru, yang lama itu diobrak-abrik, buat baru lagi. Soalnya mau bikin tonggak baru. Saya tidak akan seperti itu pendekatannya,” kata Purbaya dalam konferensi pers, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (8/9/2025).
Menurutnya, dia lebih akan mengoptimalkan sistem yang sudah ada dan mempercepat mesin yang sudah berjalan.
Dia pun yakin tidak membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi menjadi Menkeu, karena percaya diri sudah memiliki pengalaman yang memadai terkait fiskal. Sebagai contoh, pada saat krisis Covid-19 tahun 2020 dan 2021, Purbaya mengaku berada di samping Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) untuk membantu memformulasikan kebijakan fiskal yang tepat.
“Bukan dari anggaran saja, tapi cara mengelola uang pada waktu itu,” ujarnya.
Selain itu, dia juga pernah membantu Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2008, dan ditunjuk menjadi Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis di Kantor Staf Presiden (KSP) pada era Jokowi.
“Jadi kalau dibilang saya tidak punya pengalaman (fiskal), salah besar,” kata dia lagi.
Dia pun mengatakan akan berfokus membuat fiskal memiliki daya dorong yang optimal bagi perekonomian.
Fiskal, kata dia, harus dijaga agar tetap sehat sembari dibelanjakan agar perekonomian tetap berjalan. Purbaya menilai belanja pemerintah dalam dua triwulan terakhir terbilang lambat dan memberikan dampak negatif pada perekonomian.
Maka dari itu, Purbaya akan membuat fiskal sehat tanpa mengganggu sistem keuangan dengan belanja yang optimal.
“Saya ahli fiskal. Jadi, saya mengerti betul fiskal yang prudent seperti apa,” ujarnya pula. (807)